SOLOPOS.COM - Salah satu bus kota di Kota Jogja (dok)

Harianjogja.com, JOGJA-Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) DIY Rudi Sulistyono mengatakan pihaknya berencana melakukan kajian pra-kelayakan studi (pre-feasibility study) pengembangan perkeretapian perkotaan yang dianggarkan melalui APBD perubahan 2014.

Studi itu sekaligus untuk mengakomodasi masukan dari gubernur agar rencana pengembangan Kereta Trem pada 2017 tidak membuat andong dan becak terpinggirkan. Hal ini mengingat tidak lebarnya ruas jalan di perkotaan dan lebih lambatnya laju dari angkutan tradisional tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kajiannya lebih pada dampak sosialnya, Dirjen Perkerataapian belum menentukan trem atau monorail. Hanya meminta upaya Pemda mengaktifkan lagi jalur kereta lama, namun itu susah karena sudah dibangun jalan dan permukiman,” ulasnya.

Sehingga menurutnya pengembangan Trem itu masih wacana, sebelum adanya hasil kajian tersebut. Ia mengatakan, untuk mengurangi kemacetan tidak sebatas penyediaan sarana angkutan massal. Sebab, masyarakat sebenarnya masih berhitung mengenai ongkos yang dikeluarkan.

Bisa jadi dengan mengendarai kendaraan pribadi, ongkosnya lebih irit. Di samping itu biaya pajak kendaraan dan kredit kendaraan relatif terjangkau.

“Pertumbuhan kendaraan tidak bisa direm, karena juga menjadi kebijakan dari pusat untuk menekannya,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya