SOLOPOS.COM - ilustrasi

Harianjogja.com, BANTUL–Rencana bertambahnya jangkauan bus Trans Jogja hingga masuk wilayah Bantul ditolak awak angkutan umum di Bantul. Sopir, kondektur dan pengusaha jasa angkutan umum yang tergabung dalam Koperasi Abadi menentang rencana Trans Jogja menyasar jalur angkutan Bantul.

“Kami tegas menolak rencana itu karena jelas merugikan kami awak angkutan Bantul,” kata Busroni, perwakilan Koperasi Abadi kepada Harian Jogja, Sabtu (9/11/2013).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Busroni menyatakan, sopir dan kondektur serta pengusaha angkutan  minta agar rencana beroperasinya Trans Jogja dipertimbnagkan ulang. “Sikap kami tegas menolak dan keberatan karena akan mengurangi penumpang kami dan pendapatan kami. Selain itu, kami yang ada di lapangan belum mendapat sosialisasi secara resmi dari pemerintah,” imbuhnya.

Busroni menilai masuknya Trans Jogja ke Bantul hanya akan merugikan jasa layanan angkutan umum daerah. Terlebih, untuk beberapa jalur trayek masih banyak angkutan beroperasi, baik minibus atau mikrobus meski jumlah penumpang cukup terbatas. Penumpang jalur utama Jogja-Parangtritis, Jogja-Samas, Jogja-Pandansimo dan Jogja-Imogiri terbatas dan belum perlu ditambah angkutan lagi.

“Kalau dipaksakan hanya akan menambah masalah. Pendapatan dan mata pencaharian sopir, kernet dan pengusaha otomatis  terganggu,” tegas Busroni.

Senada diungkapkan Catur, sopir bus jurusan Jogja-Samas. “Kebijakan itu tidak tepat karena mengganggu penghidupan kami melayani penumpang. Penumpang makin berkurang kok bus mau ditambah,” sentilnya.

Keberatan juga disampaikan Rozi sopir bus Jogja-Parangtritis mewakili Koperasi Angkutan Kretek (Kopatek). Meskipun bus Trans Jogja hanya beroperasi untuk Bantul kota, kebijakan itu dinilai cukup merugikan. Rozi menambahkan saat ini dia hanya bisa membawa pulang hasil tidak lebih dari Rp40.000 per hari.

Perhitungan itu, menurut Rozi, jika sopir beroperasi tanda kondektur. “Kalau pakai kondektur hasil kami hanya Rp 30.000 per hari dan kondektur paling Rp 20.000 dengan cara menurunkan setoran tidak mencapai Rp60.000 per hari. Pemerintah harus mikir sampai itu,” ungkap Rozi sopir yang juga merangkap kondektur.

Ketua Koperasi Angkutan Darat Bantul, Koperasi Abadi, Warjiman Hadiwarsito mengakui telah menerima sosialisasi dari Dinas Perhubungan dan Informasi (Dishubkominfo) DIY. Hanya pihaknya belum melakukan koordinasi intern dan koordinasi dengan awak angkutan dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bantul.

“Kami belum bertemu awak angkutan di lapangan. Kami akan koordinasi terlebih dulu menindaklanjuti sosialisasi kemarin,” ujar Warjiman.

Dia berharap kebijakan tersebut tetap melibatkan awak angkutan di Bantul. “Jangan sampai Trans Jogja menggusur awak angkutan yang ada ini perlu disiapkan sebaik mungkin agar tidak ada gejolak,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya