SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Puluhan sopir angkutan desa (angkudes) jalur wilayah selatan Gunungkidul menggelar aksi mogok di Terminal Lama Besole, Wonosari, Rabu (8/1/2014). Mereka memprotes larangan menurunkan dan menaikan penumpang di sekitar terminal lama dan Pasar Argosari Wonosari.

Sekitar 65 sopir angkudes yang melakuklan protes adalah jalur 11 yang merupakan jalur Wonosari-Jepitu Girisubo, Jalur 12 jurusan Wonosari-Keruk Tanjungsari, Jalur 13 jurusan Wonosari -Walik Angin Tanjungsari dan Jalur 16 jurusan Wonosari-Baron Tanjungsari. Mereka sempat melakukan aksi mogok dengan memarkirkan kendaraannya di dalam Terminal Lama selama dua jam dari pukul 07.00-09.00 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Paguyuban Angkudes Maryono mengatakan, aksi yang dilakukan para sopir angkutan desa merupakan bentuk kekesalan karena dilarang menaikan dan menurunkan penumpang di sekitar Pasar Argosari Wonosari dan Pasar Besole serta Terminal Lama. Padahal selama ini sebagian besar penumpang tujuannya ke wilayah tersebut. “Pasar Argosari dan Besole ini menjadi tujuan penumpang kami. Kalau kami dilarang masuk ke Terminal Lama kami keberatan,” ucap dia.

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menganggap, aturan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Gunungkidul sangat diskriminatif, sebab angkudes lain seperti jurusan Wonosari-Semin dan jurusan Wonosari-Ponjong diperbolehkan masuk terminal lama. Tawaran untuk menurunkan dan menaikkan di Simpang Empat Siraman, kata Maryono tidak masuk akal. “Kawasan pancuran [Simpang Empat Siraman] itu tidak ada penumpang. Sebagian besar penumpang kami tujuannya ke Pasar Argosari dan Besole,” tukas Maryono.

Sekretaris Dishubkominfo Gunungkidul Budi Santoso saat dimintai konfirmasi mengatakan sejak ada terminal baru Dhaksinaga, semua angkudes tidak lagi masuk terminal lama, tapi langsung masuk Terminal Dhaksinaga. “Saat pulang baru bisa melintas sekitar terminal lama,” kata dia.

Menurud Budi, jalur terminal lama akan dilalui angkutan kota. Namun memang diakui dia selama ini belum ada penindakan serius dari petugas maupun pemilik kendaraan. Budi memahami aksi protes itu karena aturan kurang tersosialisasikan. “Kami akan dialog dengan sopir angkudes untuk mencari solusi,” ucap Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya