SOLOPOS.COM - Pelanggan tengah menikmati makanan di Angkringan Baloeng Gadjah yang berada di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu (13/8/2022). (Solopos.com-Hawin Alaina)

Solopos.com, UNGARAN — Mencari angkringan dengan konsep kekinian di wilayah Salatiga sekitarnya? Mungkin Angkringan Baloeng Gadjah yang berada di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, ini bisa menjadi rujukan.

Angkringan Baloeng Gadjah ini menyajikan panorama alam desa yang asri. Terletak di berdekatan dengan pematang sawah, angkringan yang buka sejak 2019 ini juga menyajikan pemandangan deretan perbukitan yang indah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kalau berkunjung sore hari, saat cuaca bagus, angkringan di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, ini pun menyajikan pemandangan sunset yang indah. Untuk menuju ke angkringan ini pun aksesnya tidak terlalu sulit. Saat melintas di Jalan Pangeran Mertokusumo, Tuntang, papan penunjuk jalan ke Angkringan Baloeng Gadjah ini pun akan mudah ditemui. Ikuti petunjuk papan tersebut pun akan langsung menjangkau angkringan yang dibangun dengan konsep kekinian itu.

Owner Angkringan Baloeng Gadjah di Tuntang, Kabupaten Semarang, Agus Suprapto, mengaku mendirikan angkringan itu sejak 2019. Namun, pada tahun 2020 terjadi pandemi Covid-19 sehingga sempat ditutup. Namun, lambat laun ia berani membuka angkringan itu kembali dengan mengusung konsep new normal.

“Bisnis keliner baru kali ini. Sebelumnya distributor dan pembangunan perumahan. Konsepnya adalah pemberdayaan,” ujar Agus saat dijumpai Solopos.com, Sabtu (13/8/2022).

Baca juga: Kisah Karso Djukut, Jualan dengan Pikulan hingga jadi Angkringan

Ia menjelaskan maksud dari pemberdayaan adalah mengajak kerja sama ibu rumah tangga biasa yang ada di sekitar angkringan itu. Kerja sama itu dengan mengisi makanan yang dijual di Angkringan Baloeng Gadjah. Tak hanya makanan, bahan baku makanan di angkringan itu pun dibeli dari warga sekitar seperti kopi, gula pasir, dan lainnya. Hanya nasi putih dan gorengan yang disediakan sendiri oleh pemilik angkringan.

“Maksud pemberdyaan adalah ibu rumah tangga biasa diajak untuk kerja sama. Apa yang ada di angkringan semuanya dari warga. Bahkan bahan baku juga dari warung warga dan sudah kita bagi-bagi bagiannya,” jelasnya.

Diakuinya ide angkringan pemberdayaan tersebut dari latar belakangnya berorganisasi ketika mahasiswa. “Kalau sendiri rasanya kurang ada kepuasan. Lebih suka bareng-bareng berorganisasi,” ujarnya.

Baca juga: Meriah! Begini Suasana Pawai Jolen Tradisi Merti Desa di Semarang

Saat ini ada sekitar 60 warga yang setiap harinya selalu menyetor makanan untuk disajikan di Angkringan Baloeng Gadjah yang berada di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang itu. Mereka menyetor makanan sehari dua kali, yakni pukul 06.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB.

“Hal itu agar makanan tetap fresh,” terang Agus.

Diakuinya warga cukup terbantu dengan kerja sama yang dilakukan Angkringan Baloeng Gadjah. Sebab ada yang dulunya ibu rumah tangga, namun tidak berani buka usaha. Melihat dagangannya laris menjadi percaya diri. Akhirnya berani buka warung sendiri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya