SOLOPOS.COM - Peserta tampil saat Lomba Seni Desa Doho di pendapa Kantor Desa Doho, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (28/11/2020) lalu. (Istimewa/Unggul Wicaksono)

Solopos.com, WONOGIRI — Karang Taruna Desa Doho, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, menggelar lomba kesenian. Kegiatan ini bertujuan agar wagra Desa Joho tetap berkreasi seni meski ada pandemi Covid-19. Tentunya, lomba digelar dengan protokol kesehatan ketat.

Koordinator kegiatan, Unggul Wicaksono, 28, menyampaikan pandemi Covid-19 belum berakhir bukan berarti kreasi harus berhenti. Tak ingin hal itu terjadi, karang taruna memunculkan ide membuat lomba karya seni.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemerintah Desa Doho menyambut baik ide tersebut dengan menggelontorkan anggaran Rp3 juta yang bersumber dari dana desa. Anggaran tersebut sebagian untuk hadiah. Juara I mendapat Rp1 juta, juara II Rp750.000, juara III Rp500.000, dan hadiah hiburan Rp250.000. Ada pula dana stimulan Rp100.000/peserta.

Sukarelawan BPBD Wonogiri Terapkan Protokol Kesehatan Covid-19 Saat Evakuasi Bencana

Karang taruna membuat formulasi yang menekankan pada partisipasi semua dusun dan penerapan protokol pencegahan penularan Covid-19. Lomba tersebut bagian dari program karang taruna desa. kegiatan lain yang sudah digelar adalah lomba kewirausahaan.

“Kami mengumumkan lomba seni ini sejak 16 November dan penilaian 28 November lalu,” kata Unggul saat dihubungi Solopos.com, Rabu (2/12/2020).

Panitia mewajibkan seluruh dusun mengikuti lomba. Desa Doho memiliki tujuh dusun. Setiap dusun wajib mengirimkan dua peserta, sehingga total ada 14 peserta. Setiap peserta beranggotakan maksimal 10 orang. Ada empat pilihan tampilan seni yang dilombakan, yakni tari, musik, drama/teater, dan sastra. Sastra ini meliputi pembacaan puisi, monolog, dan sejenisnya.

BLT Diperpanjang 2 Bulan, Tak Semua Desa di Wonogiri Sanggup Lanjutkan

Format Lomba

Peserta harus membuat video pentas berdurasi satu menit dan durasi panjang. Video durasi satu menit diunggah di akun Instagram desa, yakni @desadoho. Sementara, video berdurasi panjang diunggah di akun Youtube desa. Video itu sebagai sarana promosi desa.

“Rencana awal penilaian dilakukan dengan dua format, yakni online melalui video dan offline melalui pentas secara langsung. Atas pertimbangan tertentu kami memutuskan penilaian hanya offline di pendapa kantor desa. Pelaksanaannya dengan penerapan protokol kesehatan ketat. Durasi maksimal 15 menit dan penonton kami batasi dan wajib bermasker. Kalau tak pakai masker enggak boleh masuk pendapa,” imbuh Unggul.

Menurut warga Dusun Doho Lor itu, warga antusias mengikuti lomba. Ada peserta yang anggotanya para orang tua. Ada pula peserta campuran anak-anak dan remaja. Mayoritas peserta menyajikan kreasi seni ciptaan baru, tetapi ada pula yang menampilkan kesenian yang sudah lama hidup di Doho.

Dituding Langgar Kode Etik, Enam Anggota KPPS Giritontro Wonogiri Akhirnya Pilih Mundur

Melalui lomba itu mata masyarakat menjadi terbuka. Ternyata Doho kaya akan potensi dan pelaku seni. Selama ini, kesenian Doho belum mengemuka kemungkinan karena minim ruang berekspresi. Oleh karena itu Karang Taruna Desa Doho akan menjadikan lomba itu sebagai agenda tahunan, supaya warga memiliki ruang untuk unjuk bakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya