SOLOPOS.COM - Ketua Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) Solo, Selvi Ananda, memberikan paket multivitamin bagi ibu menyusui dan ibu hamil di Kantor Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Senin (4/4/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Angka stunting di Kota Solo berada di posisi kedua terbanyak di Jawa Tengah. Butuh upaya bersama dalam menangani serta mencegah stunting.

Ketua Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TPPKK) Solo, Selvi Ananda, menjelaskan angka stunting Kota Solo terbanyak kedua di Jateng setelah Tegal. Jumlah penderita stunting di Solo ada 800-an anak balita.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Target kami setiap tahun menurunkan sekitar 3 persen. Ya cukup berat, harus ada upaya berbagai pihak. Kami dari tim penggerak PKK menggandeng beberapa pihak. Juga memberikan bantuan-bantuan secara langsung,” katanya seusai Launching Donasi Multivitamin Ibu Hamil dan Ibu Menyusui di Aula Kantor Dinas Kesehatan (DKK) Kota Solo, Senin (4/4/2022).

Baca Juga: Anda Warga Solo dan Akan Menikah? Cek Dulu Apakah Berisiko Stunting

Ekspedisi Mudik 2024

Selvi mengatakan TPPKK Kota Solo bekerja sama dengan kalangan swasta maupun lembaga pemerintah untuk menekan angka stunting pada anak balita dengan pemberian multivitamin. Selain ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan ibu menyusui juga mendapatkan multivitamin.

“Ya tidak bisa dimungkiri banyak faktor stunting, antara lain cakupan gizi, faktor ekonomi, higienitas lingkungan, sanitasi, drainase, dan kebersihan keluarga itu sendiri. Cuma ya lebih banyak cakupan gizi,” jelasnya.

Menurut Selvi, mengonsumsi multivitamin bagi ibu menyusui dan hamil penting karena membutuhkan asupan gizi dobel untuk ibu dan anaknya. Upaya ini untuk mengantisipasi pertumbuhan anak yang tidak semestinya, terserang berbagai macam penyakit, dan antisipasi stunting.

Baca Juga: Kasus Stunting di Solo Turun Drastis, Ini Sebabnya Menurut Selvi Ananda

Penghitungan Blok Sensus

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menambahkan data angka stunting yang disebutkan Selvi merupakan Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021. Metode penghitungannya dengan blok sensus, bukan penimbangan serentak seperti yang dilakukan DKK Solo.

Petugas Kementerian Kesehatan melakukan 10 blok sensus/wilayah di Kota Solo. “Hasilnya dengan penimbangan serentak kacek akeh benget. Semantara capaian penghitungan serentak 1,9% persen balita stunting. Blok sensus hanya menggambarkan beberapa populasi,” jelasnya.

Menurutnya, jumlah anak balita ada sekitar 39.000-40.000 anak di Kota Solo. DKK Solo menghitung dengan hasil 1,9 % stunting dengan cara penimbangan serentak di tingkat posyandu.

Baca Juga: 1.059 Balita di Solo Alami Stunting, Tapi Masih di Bawah Angka Jateng

“Penyelesaian stunting harus dilakukan secara komprehensif. Dinas Pertanian ambil peran pemberdayaan lahan. Dinas Permukiman intervensi fisik mencapai 70 % tentang jamban, lantai, ventilasinya. Stunting tidak bisa diintervensi hanya dari bidang kesehatan,” ungkapnya.

Adapun donasi siang ini berupa multivitamin Blackmores Pregnancy & Breast Feeding Gold menyasar 2.000 ibu hamil dan ibu menyusui. Bantuan diberikan selama 6 bulan berturut-turut dan diberikan rutin setiap bulan melalui puskesmas dan dipantau oleh petugas kesehatan. Bantuan itu didukung oleh Food Cycle Indonesia dan Yayasan Gita Pertiwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya