SOLOPOS.COM - Ilustrasi Perceraian (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SURABAYA Angka perceraian selama pandemi Covid-19 cenderung meningkat. Efek psikologis dan finansial menjadi pemicu utama keretakan rumah tangga.

Jika dilihat dari kacamata psikologi, dinamika pernikahan selalu memiliki fase krisis yang wajib diketahui setiap pasangan. Dosen Psikologi Universitas Airlangga Surabaya, Tri Kurniati Ambarini, mengatakan secara garis besar ada tujuh tahapan dalam pernikahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tahapan-tahapan tersebut terdiri dari gairah atau passion, realisasi, pemberontakan, kerja sama, reuni, ledakan, serta penyelesaian.

"Ketujuh tahapan tersebut akan diikuti oleh serangkaian fase-fase krisis berdasarkan umur pernikahan," kata Tri, seperti dilansir Detik.com, Senin (2/11/2020).

Ekspedisi Mudik 2024

Dihantui Mimpi Buruk, Pria di Jepara Nekat Terjun ke Sumur

Fase krisis pertama biasanya muncul di tahun ketiga pernikahan. Sebab, antara suami dan istri masih memerlukan adaptasi. Pasangan yang mampu melewati tahap ini biasanya memiliki sifat toleran yang tinggi.

Fase kedua terjadidi tahun kelima pernikahan saat kondisi ekonomi belum mapan.

"Jika sedang menginjak fase ini, hendaknya suami dan istri mulai sepakat untuk berbagi peran agar keadaan keuangan segera stabil," jelasnya.

Ya Ampun! 7 Bocah di Bawah Umur Perkosa Bergilir Remaja 12 Tahun

Fase selanjutnya terjadi pada tahun ke-10 saat perekonomian mulai mapan dan telah memiliki momongan. Tetapi, di fase ini rentan dengan kehadiran orang ketiga yang menyebabkan perceraian.

Pada tahun ke-15 pernikahan, baik suami maupun istri rawan mengalami krisis identitas. Hal ini semakin buruk jika permasalahan di fase sebelumnya belum selesai.

Fase krisis selanjutnya terjadi di tahun ke-25 pernikahan pasangan akibat munculnya penyakit serta gangguan akibat usia.

"Pada masa ini ketergantungan terhadap pasangan akan semakin kuat. Mereka yang berhasil mencapai fase ini akan menyadari bahwa satu-satunya yang mereka butuhkan saat itu adalah kehadiran pasangan sebagai teman hidup di masa tua," kata dia.

Selain beberapa fase tersebut, pandemi Covid-19 dan segala dampaknya mungkin saja ikut menjadi pemicu keretakan rumah tangga yang berujung pada perceraian.

"Oleh karenanya, saya mengingatkan manajemen psikologis, toleransi, serta diskusi menjadi poin utama untuk mencegah dan mengatasi masalah dalam pernikahan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya