SOLOPOS.COM - Ilustrasi tentang kemiskinan (Antaranews.com)

Solopos.com, SOLO — Angka kemiskinan di Kota Solo, Jawa Tengah pada 2021 sebesar 9,4% atau meningkat 0,37%. Total jumlah warga miskin di Kota Solo saat ini 48.790 jiwa.

Pandemi Covid-19 menyumbang peningkatan angka kemiskinan di Kota Bengawan. Meski demikian, Pemkot Solo mencatat kinerja baik untuk pertumbuhan ekonomi yang meningkat sebesar 5,75% setelah sempat terkonstraksi minus 1,74 persen pada 2020.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Indikator ekonomi ini disampaikan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dalam Rapat Paripurna Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Tahun Anggaran 2021 di Gedung Paripurna DPRD Solo pada Kamis (31/3/2022). Dalam LKPJ, Wali Kota juga menyebut Angka Harapan Hidup (AHH) 2021 meningkat sebesar 0,1% atau menjadi 77,32% jika dibandingkan dengan capaian 2020 yang diperoleh sebesar 77,22%.

Kemudian tingkat inflasi Kota Solo pada 2021 sebesar 2,58% mengalami peningkatan sebesar 1,20%, jika dibandingkan dengan realisasi 2020 sebesar 1,38%. Realisasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 82,62 atau terjadi peningkatan sebesar 0,41% apabila dibandingkan dengan realisasi 2020 sebesar 82,21%.

Tren peningkatan Indeks Pembangunan Gender (IPG) sejalan dengan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPG 2021 sebesar 96,89% meningkat sebesar 0,05%, dibanding 2020 sebesar 96,84%.

Baca juga: Kota Solo Masuk Lagi Dalam 10 Besar Kota Toleran di Indonesia

PR Pemkot Solo

Gibran Rakabuming Raka mengakui bahwa peningkatan angka kemiskinan daerah menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi Pemkot Solo. Persoalan ini tantangan bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemkot Solo saja, tetapi membutuhkan dukungan dari legislatif dan pemangku kepentingan dalam prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan. Dia menyebut angka kemiskinan 2021 sebesar 9,4%, meningkat sebesar 0,37% dari realisasi 2020 sebesar 9,03%.

“Ini menjadi catatan kami. PR kita menurunkan angka kemiskinan,” kata Gibran dicegat wartawan seusai penyampaian LKPJ di Gedung Dewan, Kamis.

Gibran mengatakan akan memperbaiki dengan menurunkan angka kemiskinan dan jumlah warga miskin di Solo. Menurutnya kenaikan angka kemiskinan ini terjadi hampir merata di seluruh wilayah akibat pandemi Covid-19. Gibran meminta warga tidak khawatir mengingat melihat tren pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Pihaknya bahkan optimistis pertumbuhan ekonomi akan meningkat drastis akhir tahun nanti.

“Sudah kelihatan ada perbaikan. Kondisi ekonomi membaik. Apalagi dibolehkan mudik ini pasti pertumbuhan ekonominya makin menggeliat. Tenang saja apalagi event-event akan terus terselenggara di Kota Solo,” kata Gibran.

Baca juga: Semarak Ramadan, Balai Kota Solo Dihias Ornamen Masjid dan Lampion

Diakuinya pandemi Covid-19 menuntut adaptasi pada seluruh aspek. Demikian pula dalam penyelenggaraan pemerintahan. Perubahan dinamis tersebut telah disikapi melalui respon dan tindakan Pemkot untuk bangkit dari pandemi Covid-19.

“Pertumbuhan ekonomi kita naik di 2021. Sebelumnya di 2020 mengalami minus 1,74% sedangkan realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 sebesar 4,01% sehingga mengalami peningkatan sebesar 5,75%,” kata dia.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini didukung sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi, industri pengolahan, dan perdagangan.

Sejumlah fraksi di DPRD Kota Solo menyoroti LKPJ 2021 yang disampaikan Wali Kota Solo. Juru Bicara Fraksi PKS, Abdul Ghofar Ismail menilai tingkat kemiskinan di Solo yang tinggi. Bahkan angka kemiskinan sebesar 9,4%.

Baca juga: Jadwal Lengkap Imsakiyah Kota Solo untuk Ramadan 2022

Menempati posisi tertinggi angka kemiskinan untuk tingkat kota di Jawa Tengah. Hal ini menjadi keprihatinan bersama.

Di satu sisi Pemkot telah mengalokasikan anggaran belanja tidak terduga yang diarahkan untuk penanganan pandemi Covid-19 yang cukup besar. Pemkot Solo mengalokasikan dana Rp109.600.000.000 yang difokuskan pada antisipasi pemenuhan belanja bidang kesehatan, jaring pengaman sosial dan program pemulihan ekonomi. Namun hanya terealisasi serapan anggaran sebesar 32,32%.

“Jadi tidak berhasil mengantisipasi laju kemiskinan karena dampak Covid-19,” katanya.

Meski demikian, FPKS mengapresiasi pertumbuhan ekonomi yang mengalami kenaikan. Dia berharap capaian ini terus dipertahankan dan dapat ditingkatkan dari tahun ke tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya