SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi. (Dok. Solopos.com)

Solopos.com, SEMARANG — Yayasan Project HOPE, sebuah organisasi bantuan kesehatan dan kemanusiaan global, menyebut angka kematian ibu di Kabupaten Grobogan sangat tinggi. Sementara, Kabupaten Banyumas mencatatkan angka kematian bayi yang relatif tinggi.

“Banyumas merupakan daerah dengan kematian bayi tinggi. Sedangkan Grobogan merupakan daerah dengan angka kematian ibu yang tinggi di Jawa Tengah,” kata Program Manager Maternal Neonatal and Child Health Yayasan Project HOPE, dr. Raden Noviane Chasny, dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Rabu (11/5/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Yayasan Project HOPE, lanjut Novine, bersama Johnsons & Johnsons Foundation telah melaksanakan Program Saving Live at Birth (SLAB) tahap III, yakni sebuah program menyelamatkan nyawa saat lahir di dua daerah di Jateng, yakni Kabupaten Banyumas dan Grobogan. Program ini sudah berlangsung selama tiga tahun, sejak 2019 hingga 2022.

Melalui program tersebut, Project HOPE melakukan intervensi terhadap implementasi layanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Intervensi yang dilakukan yaitu melaksanakan pelatihan kompetensi tenaga medis, pemberdayaan masyarakat serta kegiatan orientasi dan pendampingan.

Pre-Eklampsia

Project HOPE juga telah memetakan sejumlah masalah terkait layanan kesehatan ibu dan anak. Di antaranya, masalah kapasitas tim kesehatan, kompetensi tenaga kesehatan, kesiapan fasilitas kesehatan, pemantauan dan evaluasi hingga perilaku kesehatan masyarakat.

Baca juga: Angka Kematian Ibu dan Anak Tinggi, Dokter Umum Puskesmas Terima Pelatihan Layanan USG

Noviane mengungkapkan program SLAB tahap III telah menghasilkan tiga capaian utama. Pertama, mampu meningkatkan pelaksanaan dan monitoring evaluasi program KIA. Aksi itu dilakukan di Banyumas melalui eradikasi Pre-Eklampsia.

“Pre-Eklampsia ini penyakit karena tekanan darah tinggi yang timbul pada saat kehamilan,” katanya.

Ia menjelaskan, dalam konteks program diartikan menghilangkan penyakit Pre-Eklampsia sebagai penyebab utama kematian ibu hamil. Penyakit tersebut dapat dicegah dan kematian akibat penyakit tersebut juga dapat dicegah apabila bisa diidentifikasi secara awal dan diterapi dengan tepat sejak ditemukan.

Baca juga: Dinas Kesehatan Jateng Temukan 390 ODGJ Terpasung Sepanjang 2021

Capaian kedua yaitu adanya penguatan kompetensi tenaga medis di Banyumas dan Grobogan. Noviane menyebut sebanyak 6.189 tenaga kesehatan dari total 7.125 tenaga kesehatan di Banyumas dan Grobogan telah dilatih. Jumlah itu terdiri dari 496 dokter, 3.794 bidan, 1.320 perawat, dan 579 tenaga medis lainnya.

Noviane menyebut penguatan kompetensi tenaga medis itu berdampak pada penurunan angka kematian ibu akibat Pre-Eklampsia dan perdarahan. Pada 2019, persentase kematian ibu akibat Pre-Eklampsia di Banyumas mencapai 50% dan Grobogan 31%. Kasus itu menurun pada 2021, yakni Banyumas 11% dan Grobogan 20%.

Sedangkan capaian ketiga, yakni adanya perubahan perilaku dan pemahaman masyarakat terkait kesehatan ibu dan anak. Total ada 234.410 warga Banyumas dan Grobogan yang menerima program SLAB tahap III. Jumlah itu terdiri dari 73.000 ibu hamil, 4.326 ibu hamil dengan risiko tinggi, 70.781 ibu bersalin, dan 85.450 bayi baru lahir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya