SOLOPOS.COM - Ilustrasi isolasi mandiri pasien covid-19. (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SEMARANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meminta pasien Covid-19, baik yang bergejala maupun tidak untuk tidak melakukan isolasi secara mandiri atau isolasi di rumah. Hal itu dilakukan sebagai upaya mencegah risiko kematian akibat Covid-19.

Hal itu disampaikan Kepala Dinkes Jateng, dr. Yulianto Prabowo, saat dijumpai Semarangpos.com di Kantor Gubernur Jateng, Rabu (19/5/2021).

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Yulianto mengaku saat ini kasus kematian Covid-19 di Jateng menjadi perhatian yang cukup serius. Terlebih lagi, kasus kematian harian akibat Covid-19 di Jateng kerap disebut-sebut yang menjadi yang tertinggi se-Indonesia.

Baca juga: Covid-19 Jateng: Klaster Keluarga Mendominasi, Ingat 5M

Menurut Yulianto, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng terus berupaya menekan angka kematian akibat Covid-19. Salah satunya yakni dengan memberikan imbauan kepada pemerintah daerah agar melarang warga yang terpapar Covid-19 untuk tidak melakukan isolasi secara mandiri atau isolasi di rumah.

“Saat ini kita sedang meminimalisasi yang melakukan isolasi mandiri. Wajib isolasi secara terpusat yang disediakan pemerintah, seperti di Asrama Haji Donohudan maupun yang di Srondol Semarang [BPSDM Jateng],” ujar Yulianto.

Baca juga: Sejarah Kelam Waduk Kedung Ombo hingga Jadi Tempat Wisata

Isolasi Terpusat

Yulianto mengatakan dengan menjalani isolasi di tempat yang telah disediakan pemerintah, kondisi kesehatan pasien Covid-19 akan lebih terpantau. Hal ini berbeda dengan isolasi di rumah atau secara mandiri yang sulit diawasi petugas medis.

“Kalau di rumah kan tidak terpantau, kadang punya gejala tidak diperhatikan. Saat masuk ke rumah sakit kondisinya sudah parah. Hal ini yang kerap menyebabkan kematian. Maka itu, kita minta kalau sudah dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 ya sebaiknya isolasi terpusat di tempat-tempat yang sudah disediakan pemerintah,” tutur Yulianto.

Baca juga: Wisata Rawa Jombor Klaten Ditata Ulang, Warung Apung Pindah ke Daratan

Data yang disampaikan Satgas Covid-19 pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan penambahan kasus kematian di Jateng dalam empat hari terakhir, 16-19 Mei 2021 memang tergolong tinggi.

Terutama pada tanggal 17 Mei 2021 dan 19 Mei 2021, di mana penambahan kasus kematian Covid-19 Jateng tertinggi nasional. Pada 17 Mei 2021, penambahan kasus kematian Covid-19 di Jateng mencapai 44 orang, lebih tinggi dari Jawa Barat (Jabar) yang berada di urutan kedua dengan 26 kasus.

Sementara pada 19 Mei 2021, penambahan kasus kematian di Jateng mencapai 54 orang, atau lebih tinggi dari Jawa Timur (Jatim) yang menempati urutan kedua dengan 32 kasus.

Baca juga: Cerita Tim SAR UNS Evakuasi Korban Perahu Terbalik di WKO Boyolali: Berjibaku dengan Air, Lumpur, dan Darah

Sedangkan secara kumulatif, kasus kematian Covid-19 di Jateng hingga saat ini mencapai 8.852 orang, atau berada di urutan kedua di bawah Jatim yang mencapai 11.096 kasus.

Kendati demikian, data itu berbeda dengan yang tertera di laman corona.jatengprov.id. Pada situs web milik Pemprov Jateng itu kasus kematian Covid-19 di Jateng secara akumulatif mencapai 12.347 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya