SOLOPOS.COM - Warga Gatak, Mayang, Sukoharjo menebangi pohon-pohon yang menghalangi rel KA di kawasan tersebut, Senin (27/10/2014) sore. (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Angin kencang Sukoharjo, Jumat (2/1/2014) siang menerjang Ngadirejo, Kartasura. Puluhan rumah rusak.

Solopos.com, SUKOHARJO — Bencana angin ribut melanda Kelurahan Ngadirejo, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, Jumat (2/1/2014) siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebanyak 40 rumah warga setempat rusak ringan hingga sedang akibat angin ribut tersebut. “Rumah kami ada ratusan genteng yang beterbangan. Genteng bagian depan, bagian samping dan bagian tengah sudah hilang,” ujar Tri Handayani, 27, warga Soditan, Ngadirejo, Kartasura, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Sabtu (3/1/2014).

Menurut Tri Handayani, bencana angin ribut itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. “Saat itu ada hujan rintik-rintik. Namun, beberapa saat kemudian ada embusan angin kencang. Hujan deras baru turun sekitar 30 menit kemudian,” papar Tri.

Lurah Ngadirejo, Tri Wahyudi, mengatakan terdapat 40 rumah di wilayahnya yang mengalami rusak ringan hingga sedang. Kondisi paling parah dialami dua rumah masing-masing milik Danang, 39, dan Paino, 36 di Kampung Wirorejan.

“Dua rumah yang bersebelahan itu tertimpa pohon nangka dengan diameter sekitar 60 cm. Tumbangnya pohon nangka itu merusak bagian depan rumah, garasi dan pagar,” jelas Tri Wahyudi kepada Solopos.com melalu sambungan telepon.

Sebagian besar rumah warga mengalami rusak pada bagian atapnya. Selain genteng, angin juga merusak sejumlah atap kanopi atau asbes pada teras rumah warga.

“Rata-rata warga kehilangan 50 hingga 100 buah genteng,” papar Tri Wahyudi.

Seketika itu, Tri Wahyudi langsung melapor ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo. Sekitar 30 sukarelawan dari BPBD kemudian terjun ke lokasi.

Mereka membantu warga menyingkirkan pohon-pohon yang menimpa rumah dengan alat chainsaw. “Kegiatan bersih-bersih dilakukan serentak saat itu juga. Kami meminta warga untuk memprioritaskan pemasangan genteng pada kamar tidur supaya mereka bisa beristirahat dengan tenang pada malam harinya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Suprapto, mengatakan bencana angin ribut memiliki karakteristik yang sama dengan bencana gempa bumi.

Kedua bencana alam tersebut sama-sama sulit untuk diprediksi sehingga BPBD Sukoharjo tidak memiliki data pemetaan daerah rawan bencana angin ribut. Kendati begitu, indikasi munculnya angin ribut bisa dijumpai seiring datangnya musim hujan.

“Antara angin dan hujan itu hampir tidak bisa dipisahkan. Yang namanya hujan itu pasti ada angin. Entah itu angin yang bertiup kencang atau tidak,” ujar Suprapto kepada Solopos.com, Sabtu malam.

Salah satu upaya untuk menanggulangi dampak buruk dari angin ribut, kata Suprapto, ialah dengan menebang atau memangkas pohon rindang di dekat tempat tinggal.

BPBD Sukoharjo selama ini sudah mengimbau warga untuk mewaspadai dampak angin ribut dengan menebang pohon rindang di dekat tempat tinggal mereka.

“Selain membahayakan pengguna jalan, pohon rindang di pinggir jalan juga harus dipangkas karena berpotensi merusak intalasi jaringan listrik jika tumbang,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya