SOLOPOS.COM - Kadus II Desa Kecik, Tanon, Sragen, Catur Sunarwan, memeriksa kondisi Polindes Kecik yang rusak diterjang puting beliung, Selasa (28/3/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Angin kencang Sragen, puting beliung melanda 11 desa di Sragen.

Solopos.com, SRAGEN — Bencana puting beliung melanda 11 desa di empat kecamatan pada Senin (27/3/2017) pukul 15.30 WIB. Lisus itu memorakporandakan ratusan batang pohon dan merusak atap ratusan rumah. Kerugian material akibat kejadian itu mencapai Rp509 miliar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu rumah yang baru selesai dibangun dua pekan lalu ikut ambruk dalam kejadian itu. Kandang kambing dan dua kandang ayam berkapasitas ribuan ekor ayam ikut roboh rata dengan tanah.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen belum menghitung kerugian akibat bencana alam itu. Data sementara yang dihimpun Solopos.com, kerugian akibat bencana alam itu diperkirakan mencapai Rp509 juta.

Selain merusak rumah warga, angin ribut itu pun merusakan fasilitas umum (fasum) di Desa Kecik, Kecamatan Tanon, yakni Poliklinik Desa (Polindes) Kecik dan Pasar Desa Kecik. Kepala Pelaksana Harian Badan Penggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Dwi Sigit Kartanto, terjun langsung bersama satuan tugas (satgas) BPBD sejak Senin sore hingga pukul 24.00 WIB untuk memotong pohon dan batangnya yang menganggu akses lalu lintas.

Pemangkasan pohon itu berlanjut pada Selasa (28/3/2017) siang di wilayah Desa Bentak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen. Sigit, sapaan akrabnya, mengatakan puting beliung itu melanda 11 desa di empat kecamatan berdasarkan data yang masuk ke BPBD.

Keempat kecamatan itu, ujar Sigit, meliputi Sukodono, Tanon, Sidoharjo, dan Plupuh. Semula Sigit sempat mendapat laporan ada salah satu desa di Masaran yang juga terdampak angin ribut. Namun setelah dicek laporan itu tidak benar.

“Wilayah yang paling parah terdampak puting beliung adalah Desa Kecik, Kecamatan Tanon. Kalau luasan wilayah yang terdampak paling besar di Sidoharjo, yakni mulai dari Desa Jetak, Duyungan, Patihan, Purwosuman, dan Bentak. Di Gentan Banaran Plupuh pun terkena dampak juga,” ujarnya saat bertemu Solopos.com, Selasa siang.

Dia mendapat laporan ada empat rumah warga di Bentak yang tertimpa pohon. Kepala Desa Bentak, Lestari, ikut mengawal proses evakuasi pohon tumbang yang menimpa empat rumah di Bentak. Namun, Camat Sidoharjo, Samsuri, mencatat ada enam rumah yang tertimpa pohon di Desa Bentak.

Samsuri merekap total dampak kerusakan berskala berat di enam desa di Sidoharjo. Samsuri menyebut ada 12 rumah tertimpa pohon di Duyungan, Purwosuman, Patihan, Taraman, dan Bentak. Jumlah pohon yang tumbang ada 250 batang.

“Total kerugian akibat puting beliung di Sidoharjo mencapai Rp225 juta. Saya sudah koordinasi dengan UPTPK [Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan] Sragen untuk mendata jumlah rumah keluarga miskin yang rusak,” ujar Samsuri.

Dampak bencana puting beliung paling parah menimpa rumah milik Sarimin, 60, warga Dukuh Wadok RT 005, Desa Kecik, Kecamatan Tanon, Sragen. Rumah di pinggir persawahan itu baru dibangun dua pekan lalu dan baru dihuni sepekan terakhir.

Suparti, 45, istri Sarimin, berkisah angin datang dengan suara gemuruh seperti suara mobil. “Angin itu berputar dan menumbangkan puluhan pohon jadi di belakang rumahnya. Angin itu kemudian menerjang rumah kami. Rumah ini diangkat-angkat. Saya dan suami mencoba mempertahankan pintu depan supaya tidak lepas. Tahu-tahu rumah malah ambruk. Saya lari keluar sembari merunduk. Suami saya di belakang ikut berlari tetapi bagian punggungnya tertimpa belandar kayu,” kisahnya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa pagi.

Tak hanya perabot rumah Suparti yang hancur tertimbun reruntuhan atap berkerangka kayu jati itu. Motor Honda Supra Fit berpelat nomor AD 5606 IE dan sepeda angin juga remuk tertimpa reruntuhan bangunan rumah model joglo itu.

“Ada uang juga Rp2 juta yang hilang juga. Joglo itu dibeli dari Pengkol senilai Rp17 juta. Saat didirikan ditambah kayu untuk teras. Habisnya sampai Rp45 juta,” kata Suwanto, 35, adik Sarimin.

Di Dukuh Sadang RT 003, Desa Kecik, yang bersebelahan Dukuh Wadok, kandang kambing milik Paniyo, 40, yang roboh. Kadus II Desa Kecik, Catur Sunarwan, mencatat angin kencang itu melanda dua kebayanan, yakni kebayanan II di sembilan RT dan satu RT di Kebayanan III.

“Dari hasil pendataan total rumah yang rusak sebanyak 181 unit, rumah milik Sarimin yang paling parah. Polindes dan pasar desa sudah masuk dalam data itu. Total kerugiannya mencapai Rp231 juta,” ujarnya.

Di Desa Bendo, Kecamatan Sukodono, juga terdampak puting beliung. Kades Bendo, Samsu, mencatat ada tujuh rumah yang tertimpa pohon dan rusak berat. Sementara 18 rumah lainnya rusak ringan.

“Kerugiannya ya kalau rusak berat itu Rp5 juta per rumah berarti Rp35 juta dan yang rusak ringan itu dipukul rata masing-masing Rp1 juta per rumah. Total ada Rp53 juta,” ujarnya.

Rumah milik Samsu pun ikut rusak tetapi hanya atapnya. Kerusakan rumah itu, sebut dia, menyebar di Dukuh Mantup RT 003-RT 005, Dukuh Katongan RT 001-RT 002, dan Dukuh Bluwak RT 008. “Kalau jumlah pohon yang tumbang ya mencapai ratusan batang. Rumah paling parah milik Giyono yang tertimpa pohon trembesi berdiameter lebih dari 1 meter. Itu sama seperti dua rumah rusak berat,” tambahnya.

Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno sempat mengecek ke lokasi pada Senin sore. Dia mengatakan langkah awal penanganan bencana berupa pembersihan fasilitas umum, seperti jalan, dan seterusnya. Dia mengatakan kerja bakti dilakukan BPBD dibantu personel kepolisian, TNI, dan sukarelawan.

“Kemudian melakukan pendataan kerugian dan mengidentifikasi jumlah rumah yang layak mendapat bantuan. Bantuan rumah roboh langsung diberikan Rp5 juta hari ini [kemarin]. Untuk pemakaian dana tak terduga belum ada laporan,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya