SOLOPOS.COM - Kondisi joglo yang ambruk milik Ketua DPRD Karanganyar, Sumanto, di Dukuh Pendem Wetan, Desa Suruh, Tasikmadu, Jumat (3/3/2017). (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Angin kencang Karanganyar, pendapa di rumah Ketua DPRD ambruk menimpa tiga pekerja.

Solopos.com, KARANGANYAR — Ketua DPRD Karanganyar, Sumanto, siap menanggung biaya pengobatan tiga pekerja yang tertimpa pendapa joglo di depan rumahnya yang ambruk akibat puting beliung, Jumat (3/3/2017) siang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sumanto dan Ketua DPC PDIP Karanganyar, Endang Muryani, juga sudah menjenguk ketiga pekerja yang dirawat di RSUD Karanganyar, Jumat sore. Dalam kesempatan itu dia menyatakan siap menanggung biaya berobat dan perawatan tiga pekerjanya.

Dia mengatakan bangunan joglo yang roboh itu belum 100 persen selesai dikerjakan. Menurut Sumanto bangunan joglo itu berada di kompleks rumah orang tuanya di Dusun Pendem Wetan, Desa Suruh, Tasikmadu. Sumanto bersama istri dan anaknya tinggal di rumahnya di Kelurahan Jungke, Kecamatan Karanganyar.

Tiga pekerja yang terluka akibat tertimpa bangunan adalah Suradi adalah warga Jati, Jaten; Suranto warga Wonoasri, Wonolopo, Tasikmadu, dan Sutardi, warga Popongan, Karanganyar. Jumat siang itu, mereka bersama sejumlah pekerja lainnya tengah bekerja di rumah orang tua Sumanto itu.

“Angin datang dari arah timur ke barat, langsung berputar-putar, kayak nekan gitu. Orang Jawa bilang itu lisus, tapi biasa dikonotasikan dengan puting beliung,” ujar Maryanto, warga Suruh.

Menurut dia, pusaran angin saat itu berlangsung cukup lama, sekitar 10 menit. Amukan angin membuat pepohonan bertumbangan dan dahan-dahan pohon patah. Beberapa atap rumah ambrol.

Pantauan Solopos.com, tiang listrik di pinggir jalan menuju Dusun Ngemplak, Suruh, ikut tumbang. Akibatnya jalur tersebut terputus beberapa jam lantaran tiang listrik roboh melintang badan jalan.

Warga mulai keluar rumah mengecek kondisi lingkungan begitu hujan dan angin pembawa bencana reda. Mereka memeriksa kondisi rumah. Dahan-dahan pohon yang berjatuhan menutup Jl. Tasikmadu-Bejen langsung disingkirkan.

“Saya tidak melihat langsung kejadiannya, sebab saya sedang mengerjakan di bagian belakang rumah. Tahu-tahu tiga teman saya sudah tertindih bangunan,” ujar Sarkam, salah seorang pekerja di rumah orang tua Sumanto.

Menurut dia, tiga pekerja yang tertimpa bangunan joglo sedang mengolah kayu untuk dipakai di bangunan belakang pendapa. “Saat kami ke depan mereka sudah tertindih bangunan,” kata Sarkam.

Mengetahui hal itu, Sarkam bersama tujuh pekerja lain langsung berusaha menolong. Ketiga korban dievakuasi dari kerangka joglo dan dilarikan ke RSUD Karanganyar.

“Saat itu ada delapan pekerja selamat, termasuk saya. Mereka selamat karena tak ada di bawah pendapa. Kalau soal penyebab joglo roboh saya tidak tahu. Yang jelas saat itu angin kencang,” imbuh dia.

Pekerja lainnya, Parmin, menuturkan bangunan pendapa itu sebenarnya sudah berdiri sejak bulan Sura tahun lalu. Beberapa pekerja yang tersisa tengah menggarap bangunan berbeda di bagian belakang pendapa. “Dulu saya juga nukang di sini. Tapi beberapa waktu ini saya pindah ke rumah lain,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya