SOLOPOS.COM - Salah seorang warga, Watinah sedang mengambil air dari kubangan di Telaga Banteng yang mengering di Dusun Ngricik, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Minggu (16/7/2017). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Angin kencang di DIY belakangan ditengarai sebagai dampak adanya penguatan pergerakan angin monsoon Australia

Harianjogja.com, SLEMAN-Angin kencang di DIY belakangan ditengarai sebagai dampak adanya penguatan pergerakan angin monsoon Australia. Masyarakat juga diminta bersiap menghadapi puncak musim kemarau pada Agustus ini.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Kepala Kelompok Operasional BMKG Stasiun Klimatologi, Djoko Budiyono menerangkan kecepatan angin di wilayah DIY saat ini termasuk kategori sedang-cukup tinggi. Kecepatannya berkisar 18-28 kilometer per jam sedangkan kecepaan angin di laut selatan Jogja mencapai 28-37 kilometer per jam.

“Salah satu penyebabnya adanya penguatan pergerakan angin timuran[monsoon Australia],” ujarnya, Rabu (2/8/2017).

Selain itu, hal ini juga berdampak pada tingginya gelombang di pesisir selatan Jogja hingga 2,5-4 meter. Karena itu, masyarakat diminta untuk tetap waspada guna menghindari kejadian buruk.

Djoko menambahkan saat ini masih masuk dalam periode musim kemarau sehingga hujan yang terjadi sifatnya hanya sementara. Diperkirakan hujan hanya akan hujan dalam 2 atau 3 hari dengan kategori ringan atau rendah.

Ia menegaskan jika selama puncak musim kemarau ini sejumlah wilayah yang merupakan daerah tadah hujan perlu mempersiapkan diri. Pasalnya, daerah tersebut memang merpakan wilayah yang sangat tergantung pada air hujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya