SOLOPOS.COM - Anggota Orari dari berbagai daerah berkumpul di kawasan Sendang Sinongko, Deda Pokak, Kecamatan Ceper, Klaten, Minggu (5/2/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Ratusan anggota Organisasi Amatir Radio Indonesia atau Orari se-Indonesia ngumpul dan menggelar kegiatan di kawasan Sendang Sinongko-Griya Mbah Lurah, Desa Pokak, Kecamatan Ceper, Klaten, selama dua hari, Sabtu-Minggu (4-5/2/2023).

Kegiatan digelar sebagai ajang silaturahmi Net Control Station (NCS) se-Jawa Tengah dan DIY sekaligus silaturahmi anggota Orari se-Indonesia yang diisi dengan berbagai kegiatan. Ketua Orari Lokal Klaten, Susilo Hari Putranto, menjelaskan tak hanya dari Jateng-DIY, para peserta berdatangan dari seluruh Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jumlah total peserta yang terdaftar mengikuti kegiatan selama dua hari itu mencapai 800 orang. Mereka menginap di berbagai hotel wilayah Klaten. “Alhamdulillah hunian hotel di Klaten selama dua hari ini, 90 persen full, susah cari hotel di Klaten untuk dua hari ini,” kata Susilo saat ditemui Solopos.com di sela-sela kegiatan, Minggu (5/2/2023).

Susilo menjelaskan kegiatan digelar di kawasan wisata Sendang Sinongko-Griya Mbah Lurah sekaligus untuk mengenalkan salah satu kawasan wisata di Klaten. Dia berharap melalui kegiatan itu Sendang Sinongko semakin dikenal.

Selama dua hari ngumpul di Klaten, ada berbagai kegiatan yang digelar untuk para anggota Orari. Kegiatan-kegiatan itu di antaranya berbagai lomba sekaligus mengasah kemampuan para anggota Orari se-Indonesia berupa mini Hamfest meliputi Fox Hunting, merakit antena, dan lain-lain.

Selain itu, kegiatan diisi dengan pelantikan pengurus Orari Lokal Klaten periode 2022-2025 serta kegiatan sosial salah satunya donor darah. Kegiatan itu juga dimeriahkan dengan pasar klithikan radio.

Alat Komunikasi Andalan saat Bencana

Susilo menjelaskan Orari menjadi cadangan nasional di bidang komunikasi radio. Meski saat ini perkembangan teknologi komunikasi seluler melesat, keberadaan radio tak bisa digantikan terutama ketika bencana terjadi.

“Ketika terjadi bencana, jalur komunikasi seluler mati, BTS tidak bisa digunakan, satu-satunya jalur komunikasi yang masih berfungsi tanpa listrik yakni radio. Bisa dihidupkan dari mobil menggunakan aki mobil, atau menggunakan baterai back up,” kata Susilo saat acara ngumpul anggota Orari di Klaten itu.

Susilo mencontohkan seperti kejadian pada gempa bumi 2006 yang mengguncang wilayah Jateng-DIY, satu-satunya jalur komunikasi yang masih berfungsi hanya radio. Melalui komunikasi radio, hoaks soal tsunami bisa langsung ditangkal.

“Saat itu bisa langsung komunikasi melalui radio dengan Pos SAR di Parangtritis dan dipastikan tidak terjadi apa-apa. Sekarang di samping menggunakan radio reguler, juga menggunakan satelit. Orari sekarang punya satelit sendiri sehingga hanya menggunakan HT saja bisa berkomunikasi se-Indonesia,” ungkap dia.

Ketua panitia acara, Narwanto, menjelaskan selama ini Orari terus bersinergi dengan Pemkab Klaten melalui berbagai kegiatan. Seperti saat masa Pandemi Covid-19, Orari terlibat dalam kegiatan penyemprotan disinfektan, operasi yustisi, sukarelawan pemulasaran jenazah, pembagian masker, pembuatan eco enzym, serta bidang kebencanaan lainnya.

Terkait kegiatan di Ceper selama dua hari, Narwanto menjelaskan diisi dengan berbagai kegiatan sosial. Salah satunya penebaran 1.000 lele dewasa yang siap konsumsi ke Sendang Sinongko. Hal itu dilakukan Orari untuk mendukung pemerintah untuk peningkatan gizi masyarakat guna mengurangi angka stunting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya