SOLOPOS.COM - Yoni berbentuk kepala hewan yang berada di lahan terdampak tol Solo-Jogja di sawah Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten, diduga benda cagar budaya (BCB). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Batu berbentuk yoni di tengah sawah Desa Keprabon, Polanharjo, Klaten, yang oleh warga sekitar dikenal sebagai Candi Asu, ternyata pernah dipindahkan ke tempat lain.

Namun, yoni itu kemudian kembali lagi ke tempat semula. Hal itu pula yang mendasari keputusan pembangunan jalan tol Solo-Jogja yang melewati lahan sawah itu akhirnya dibuat melayang agar tak perlu menggusur keberadaan yoni itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Dusun I Desa Keprabon, Gunawan Salafudin, membenarkan pernah ada opsi memindahkan yoni tersebut ke lahan kas desa sebelum proyek tol dimulai. Namun, rencana itu urung dilakukan.

Baca Juga: Minta Objek Wisata Dibuka, Asosiasi Pengelola Wisata Surati Pemkab Klaten

Hal itu berkaca pada pengalaman sesepuh Desa Keprabon yang pernah berupaya memindahkan yoni tersebut ke tempat lain. “Dulu pernah sudah dipinggirkan. Tetapi setelah itu, yoni itu balik lagi ke lokasi semula,” kata Gunawan saat ditemui Solopos.com di kantor Desa Keprabon, Selasa (21/9/2021).

Gunawan mengaku mendapat informasi nanti akan dibuatkan semacam terowongan oleh pelaksana proyek tol Solo-Jogja sehingga yoni itu akan berada di bawah jalan tol. Dengan demikian, artefak berbentuk yoni di tengah sawah itu tak perlu dipindah.

Yoni itu berukuran panjang dan lebar masing-masing 79 sentimeter, memiliki ornamen pada salah satu sisi berbentuk kepala hewan menyerupai kura-kura. Sementara ketinggian yoni belum bisa dipastikan lantaran diperkirakan masih ada bagian yoni yang terpendam di dalam tanah.

Baca Juga: Ditinggal Warga, Kampung Terdampak Tol Solo-Jogja Klaten ini Mirip Desa Mati

Rekayasa Teknis

Tak jauh dari Yoni, ada gundukan tanah berisi batu bata merah berukuran besar. Objek diduga cagar budaya berupa yoni itu berada tak jauh dari patok berwarna kuning yang menjadi titik tengah rencana ruas jalan tol Solo-Jogja.

Staf Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja Pelaksana Jalan Tol Solo-Jogja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Christian Nugroho, memastikan kawasan yoni dan sekitarnya tersebut tak bakal digusur maupun diuruk.

Ada rekayasa teknis dari pelaksana proyek dengan membuat posisi jalan tol berada di atas kawasan terdapat yoni itu. “Di cagar budaya itu nanti posisinya dikangkangi konstruksinya. Jadi nanti menggunakan tiang penyangga. Posisi objek diduga cagar budaya nanti masih seperti saat ini, tidak ada perubahan di sana,” kata Christian.

Baca Juga: Hindari Yoni di Tengah Sawah, Jalan Tol Solo-Jogja Wilayah Klaten ini Dibuat Melayang

Kepala Bidang Kebudayaan Disparbudpora Klaten, Yuli Budi Susilowati, mengatakan sudah ada pembahasan dengan pelaksana proyek tol Solo-Jogja ihwal keberadaan yoni tersebut. Dari pembahasan terakhir, pelaksana proyek bakal melakukan rekayasa teknis agar kawasan terdapat yoni tetap terlindungi.

“Kalau sesuai kesepakatan terakhir jalan tol akan dibuat layang di kawasan tersebut. Kebetulan di dekat lokasi itu ada sungai sehingga tiang jembatannya dibuat lebih banyak. Kami akan tetap memonitor prosesnya agar yoni tersebut tetap aman,” kata Susi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya