SOLOPOS.COM - Bambang Suprihanto, Koordinator Proktor ANBK SD di Solo, Sabtu (4/12/2021). (Solopos.com/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Kegiatan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di sebanyak 235 sekolah dasar (SD) negeri dan swasta di Kota Solo telah berlangsung pada 15-25 November 2021. Kegiatan tersebut untuk menilai mutu sekolah.

Koordinator Proktor ANBK Jenjang SD di Solo, Bambang Suprihanto, saat diwawancara Solopos.com, Sabtu (4/12/2021), menyebut ada beberapa catatan atau evaluasi dari pelaksanaan ANBK di Kota Bengawan selama 11 hari.

Promosi Siap Mengakselerasi Talenta Muda, Pegadaian Lantik Pengurus BUMN Muda Pegadaian

Salah satunya adalah masih adanya 8 SD yang menumpang pelaksanaan ANBK ke sekolah menengah pertama (SMP) dikarenakan sarpras belum memadai. “Secara umum [ANBK] lancar. Hanya kemarin ada 8 sekolah menumpang,” terang dia.

Baca Juga: Kongres ke-41 di Solo, Syarikat Islam Didorong Fokus Ekonomi Halal

Bambang mengakui tidak hafal SD mana saja yang menumpang pelaksanaan ANBK 2021. Setahu dia, sekolah-sekolah itu tersebar merata di lima wilayah kecamatan. “Saya tidak hafal SD nya. Tapi di lima kecamatan,” ujar dia.

Bambang menjelaskan 8 SD yang menumpang tempat pelaksanaan ANBK dikarenakan kekurangan komputer. Namun informasi yang dia peroleh, mereka sudah mendapatkan bantuan laptop dari pemerintah. Seharusnya, menurut dia, untuk pelaksanaan ANBK tahun depan mereka tak kan meminjam tempat lagi di SMP.

“Ada bantuan dari pemerintah berupa laptop khusus untuk sekolah-sekolah yang masih kekurangan,” papar dia.

Setahu Bambang ada 31 sekolah yang mendapatkan bantuan laptop dari pemerintah, termasuk 8 SD yang kemarin menumpang ANBK. Daftar sekolah penerima bantuan ditentukan dari data verifikasi dan validasi TIK. Proses itu dilakukan oleh Satuan Pendidikan dan Dinas Pendidikan.

Baca Juga: Hadiri Pramuka Berselawat, Ganjar Ketemu Habib Syech di Solo

“Data sekolah calon penerima dilihat dari hasil Verval TIK. Sekolah yang dinyatakan masih kekurangan sapras, lantas dibantu berupa laptop,” urai dia.

Disinggung kapasitas server jaringan, menurut Bambang tidak ada masalah. Kendati ada beberapa sekolah meningkatkan kapasitas server nya. Langkah itu menggunakan anggaran dari biaya operasional sekolah (BOS).

Lebih jauh Bambang menyoroti pemilihan guru kelas V sebagai proktor atau petugas penjaga server. Sebab pada praktiknya mereka kurang memahami IT. Sehingga tak sedikit dari mereka yang kebingungan saat tugas.

“Padahal seharusnya dari sekolah yang dikirim pelatihan itu operator. Tapi ternyata banyak guru kelas V yang tidak paham IT. Tapi alhamdulillah saat pelaksanaan hari H lancar. Padahal pas simulasi tersendat,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya