SOLOPOS.COM - Grup musik The Inspirator yang merupakan binaan Yayasan Pembinaan Anak Cacat atau YPAC Solo perform di CFD Solo, Minggu (29/1/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati).

Solopos.com, SOLO—Anak-anak berkebutuhan khusus atau difabel yang tergabung dalam grup musik YPAC Music Percussion The Inspirator perform menghibur pengunjung Car free Day Solo atau CFD  Solo, Minggu (29/1/2023). Sejak pagi mereka dikelilingi puluhan penonton.

Pengunjung CFD antusias menikmati lagu-lagu nasional, lagu anak-anak, dangdut, hingga lagu populer lain dan ditutup dengan lagu Perahu Layar. Pengunjung sejak pukul 07.30 WIB sudah mengelilingi para penampil dan bertahan sampai selesai sekitar pukul 08.30 WIB.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Terlihat berkali-kali puluhan penonton memberikan tepuk tangan, beberapa kemudian maju ke depan untuk memberikan insentif sebagai wujud apresiasi kepada anak-anak berkebutuhan khusus itu.

Koordinator Minat dan Bakat Anak Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Solo, Sugian Noor, mengatakan penampilan ini ditujukan agar anak-anak binaannya memiliki rasa percaya diri. 

“Sebenarnya ini penampilan rutin, bagian dari edukasi untuk menumbuhkembangkan rasa percaya diri anak,” kata Sugian ketika berbincang dengan Solopos.com selepas perform, Minggu (29/1/2023). 

Hal ini dilatarbelakangi oleh stigma masyarakat yang masih menganggap remeh anak-anak penyandang disabilitas. “Difabel kan kebanyakan kecenderungannya minder ya, nah kita coba pakai media musik, kita tampilkan di depan umum,” imbuh dia..

Perform musik seperti ini menurutnya efektif membantu anak-anak agar secara mental mereka mau membuka diri dengan orang sekitar dan berdamai dengan diri sendiri. “Ya yang tadinya menutup diri, akhirnya lambat lain bisa membuka diri,” kata dia.

Sugian memang selalu membina bakat anak-anak, terutama dalam bidang seni musik dan sudah menelurkan beberapa generasi sebelumnya. “Sebetulnya ini [yang tampil] termasuk angkatan baru, ini baru terbentuk kurang lebih setahun. Karena memang setiap tahun regenerasi, lulus nanti ganti lagi,” ujar dia.

Dia tidak hanya membawa penampilan apik di depan umum, namun Sugian juga punya misi khusus untuk meleburkan stigma buruk tentang penyandang disabilitas yang masih saja ada di masyarakat.

“Stigma masyarakat terhadap difabel kan masih buruk ya, ‘opo to difabel ki, itu sosok yang tidak bisa apa-apa non produktif, miskin.’” kata dia.

Pria paruh bayah yang mengenakan kursi roda itu tidak mau diam dan ingin melawan pandangan buruk terhadap teman-teman penyandang disabilitas.

“Nah di sini saya cuma menunjukan ini loh yang kalian anggap tidak bisa apa-apa, kalau ditempatkan pada tangan yang tepat, pada sekolah yang tempat, insyaallah berguna kok,” imbuh dia.

Secara umum dia berusaha menyakinkan anak-anak yang senasib dengan dirinya untuk tidak berkecil hati, minder, dan menutup diri dari dunia luar. Mereka, kata dia, harus punya pikiran yang positif.

“Dan itu saya tidak pernah bosan selalu bilang gitu lo, ini buktinya anak-anak bisa, dengan keterbatasan yang ada bukan kendala untuk berbuat sesuatu,” jelas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya