SOLOPOS.COM - Museum Karst Indonesia (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRIMuseum Karst Indonesia di Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri, bakal diserahkan dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri. Museum Karst Indonesia bakal menambah ikon wisata di Kabupaten Wonogiri.

Koordinator Museum Karst Indonesia, Dwi Eko Rukmini, saat dimintai konfirmasi Selasa (11/1/2022), mengatakan sejak 31 Desember 2021 pengelolaan Museum Karst Indonesia sudah berpindah tangan ke Pemkab Wonogiri. “Pengelolaannya sudah berpindah ke Pemkab Wonogiri, tapi untuk berita acara serah terimanya belum ditandatangani,” kata Dwi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selama ini kewenangan Museum Karst Indonesia milik Badan Geologi Kementerian ESDM. Namun sejak 2017, Pemkab Wonogiri ingin mengelola karena status tanah musem merupakan milik Kabupaten Wonogiri.

Baca Juga: Megah, Wajah Baru Pasar Hewan Pracimantoro

Selama menjadi koordinator Museum Karst Indonesia sejak 2016, Dwi mengaku sudah melakukan renovasi dan peningkatan kawasan museum. Pengembangan tersebut sempat terkendala banjir besar pada 2017. Banjir di seluruh kawasan Museum Karst Indonesia berdampak pada kerusakan koleksi dan beragam fasilitas milik museum.

Dwi menambahkan banjir besar itu turut menunda pengambil alihan pengelolaan museum oleh Pemkab Wonogiri. “Kalau di urusan pemerintahan, biasanya memang pada akhir tahun itu tidak bisa merencanakan apa-apa. Lalu ketika pada 2019 sudah siap perencanaannya, pengambilalihan kewenangannya ditunda lagi karena kemunculan wabah Covid-19,” jelas Dwi.

Ketika disinggung anggaran yang dikeluarkan pengelola Museum Karst Indonesia, Dwi mengatakan selama ini anggarannya Rp1,7 miliar per tahun. Anggaran itu untuk biaya perawatan seluruh kawasan museum seluas hampir 25 hektare dan menggaji pegawai.

Baca Juga: Bisnis Tanaman Hias Afip Klaten, dulu di Ruang Tamu Kini Green House

Dengan biaya sebesar itu, Pemkab Wonogiri perlu mempertimbangkan kembali sebelum menandatangani berita acara serah terima (BAST) pengambilalihan pengelolaan museum.

“Kemarin itu Sekda Wonogiri [Haryono] sudah ke sini [Kamis, 6/1/2022] untuk memantau, mengarahkan prosedur pembukaan Museum Karst Indonesia serta membawa BAST. Tapi karena melihat anggaran yang dibutuhkan senilai Rp1,7 miliar per tahun, Wonogiri agak keberatan terkait penandatanganan BAST-nya. Jadi nantinya dirembug dulu dengan dinas-dinas lainnya di bawah naungan Pemda,” kata Dwi.

Meskipun berdampak positif karena dikelola oleh satu lembaga dan menambah ikon bagi Kabupaten Wonogiri, Dwi berharap ke depan Museum Karst Indonesia tetap terawat dan berkembang.

Baca Juga: Minim Serangan Hama, Produksi Beras di Klaten Surplus 157.000 Ton

Biaya senilai Rp1,7 miliar per tahun yang sudah biasa digelontorkan Badan Geologi Kementerian ESDM, mau tak mau harus disanggupi Pemkab Wonogiri sebelum resmi berpindah pengelolaan.

Anggaran Rp1,7 miliar yang digelontorkan Badan Geologi Kementerian ESDM belum mencakup pengembangan dan pengadaan koleksi museum.

“Saya pernah mengecek biaya pengadaan koleksinya saja sudah tinggi sekali nilainya. Pertanyaan saya, apakah Pemkab Wonogiri nanti mampu?” tutup Dwi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya