SOLOPOS.COM - Salah satu pedagang kaki lima (PKL) kawasan Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri saat menjalani tes swab di pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Jumat (16/10). (Solopos.com/M. Aris Munandar)

Solopos.com,WONOGIRI-- Puluhan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri mengoikuti tes swab di pendapa Rumah Dinas Bupati Wonogiri, Jumat (16/10/2020). Tes ini menjadi tahap awal dari rencana Pemkab Wonogiri membuka kembali alun-alun yang ditutup sejak pandemi Covid-19 merebak pada Maret lalu.

Ketua Paguyuban PKL Alun-Alun Wonogiri, Supriono, mengatakan tes swab merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi PKL sebelum kembali berjualan. Syarat tersebut berasal dari Satgas Covid-19 Wonogiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Supriono mengatakan Pemkab dan Satgas Wonogiri mengeluarkan beberapa persyaratan agar alun-alun bisa dibuka kembali. "Ya ini tergantung kami semua. Jika syarat yang diberikan bisa kami lakukan, alun-alun bisa dibuka. Namun jika kami tidak bisa menjalankan, terpaksa belum bisa dibuka," kata dia kepada wartawan di sela-sela kegiatan.

Kurang dari 24 Jam Hasil Tes Swab Keluar, Satu Penumpang Bus di Wonogiri Positif Covid-19

Ia menambahkan, sebagian besar persyaratan berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan. Seperti jaga jarak, pembatasan jumlah pedagang untuk mengindari kerumunan, dan kewajiban menyediakan tempat cuci tangan.

Berdasarkan informasi yang ia peroleh, pedagang yang berjualan hanya diperkenankan 30 persen dari total keseluruhan PKL di alun-alun yang sebanyak 110 pedagang. "Jadwal bukanya juga diatur. PKL buka bergantian dalam waktu satu pekan. Satu pekan buka, dua pekan libur. Berjalan seperti itu seterusnya. Kalau bukanya bergantian selama dua hari, nanti tidak bisa kebagian malam Minggu. Kan paling ramai malam Minggu," kata dia.

Diberi Identitas Lapak

Setiap lapak, menurut dia, harus ada identitas berupa nama dan nomor lapak. Kemudian antarlapak harus berjarak tiga meter. Selain itu, PKL juga harus membuat satgas untuk melakukan pengawasan. Saat ini sudah terbentuk, ada delapan tim.

Pilkada Wonogiri: 520 APK Tak Resmi Bergambar Paslon Dikukut

Ia mengatakan PKL yang mengikuti swab baru 67 pedagang. Masih kurang 43 orang. Pedagang yang tidak mengikuti tes swab tidak diperkenankan membuka lapak. "Tes swab ini kan gratis, difasilitasi Pemkab. Kami sebenarnya tadi berharap datang semua. Karena sebelum persyaratan bisa terpenuhi, maka alun-alun belum akan dibuka," kata Supriono.

Plt Bupati Wonogiri, Edy Santosa, mengatakan tes swab yang menyasar kepada para pedagang itu sebagi bentuk jaminan bahwa mereka benar-benar sehat sebelum berdagang kembali. "Para pedagang ini kan memberi keyakinan kepada pembeli bahwa mereka benar-benar sehat. Kalau nanti ditemukan ada yang negatif, kami larang untuk berjualan dulu. Bagi yang belum melaksanakan tes swab pada hari ini [Jumat], nanti menyusul," kata dia kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat.

Ia berharap selama berdagang PKL harus bisa menerapkan protokol kesehatan. Pedagang harus bisa memberikan contoh kepada para pembeli. Maka selain Satgas Wonogiri, para PKL dianjurkan untuk membuat Satgas juga untuk melakukan pengawasan.

Kandang di Tirtomoyo Wonogiri Kobong, 3 Kambing Mati Gosong

Sementara itu, perintah untuk membuat identitas dan nomor di setiap lapak, lanjut dia, agar mudah melakukan tracing jika ada pembeli yang terpapar Covid-19. "Sebagai antisipasi, jika ada orang yang terpapar Covid-19 dan berdasarkan tracing pernah membeli makanan atau minuman di alun-alun, maka akan mempermudah tracing," kata Edy.

Belum Semua Boleh Buka

Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian dan Perdagangan Wonogiri, Wahyu Widayati, mengatakan tidak semua lapak diperbolehkan buka. Lapak yang belum bisa dibuka yakni wahana permainan untuk anak-anak. "Misalnya permainan pancingan untuk anak-anak. Dikhawatirkan terjadi penularan Covid-19, karena alat permainan itu dipegang oleh banyak orang," kata dia.

Rencananya alun-alun dibuka pada akhir pekan ini. Namun, saat ini masih menunggu hasil tes swab para PKL. Selain itu ada beberapa persiapan yang harus dilakukan, seperti pengukuran antar lapak untuk menghindari kerumunan. "Intinya protokol kesehatan diperketat betul," kata Wahyu. (M. Aris Munandar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya