SOLOPOS.COM - Ilustrasi Corona (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Status tingkat risiko persebaran Covid-19 Kabupaten Sukoharjo turun dari risiko sedang atau zona oranye menjadi risiko rendah atau zona kuning. Kendati begitu, masyarakat tetap diminta mengencangkan protokol kesehatan saat beraktivitas di tempat publik.

Pantauan Solopos.com di laman resmi covid19.go.id, Senin (13/9/2021), status tingkat risiko Covid-19 Sukoharjo berada di zona kuning. Ini merupakan kali pertama Sukoharjo masuk zona kuning sejak pandemi Covid-19 mereka pada Maret 2020.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebelumnya, tingkat risiko Sukoharjo bertahan zona oranye dan zona merah secara bergantian selama berbulan-bulan. Turunnya status tingkat risiko Covid-19 ini dipengaruhi penghitungan beberapa indikator kesehatan seperti epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan. Ketiga indikator tersebut dihitung menggunakan skoring dan pembobotan.

Baca Juga: Tinjau Vaksinasi Pelajar Sukoharjo, Presiden Jokowi Minta Sekolah Segera Mulai PTM

“Status tingkat risiko Sukoharjo turun ke zona kuning. Hal ini dipengaruhi menurunnya kasus harian Covid-19, angka kematian Covid-19, dan tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, kepada wartawan, Senin.

Beragam pelonggaran aktivitas usaha dan perdagangan dilakukan seiring turunnya level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih rendah. Hal itu guna menjaga perekonomian daerah tetap berdenyut. Sejumlah mal dan pusat perdagangan di kawasan Solo Baru kembali dibuka pada akhir Agustus.

Pelonggaran Usaha Kuliner

Kemudian, waktu makan di tempat atau dine in untuk restoran, warung makan, serta kafe ditambah dari 30 menit menjadi 60 menit. Kendati aktivitas usaha dilonggarkan, kapasitas pengunjung tetap dibatasi maksimal 50 persen.

Baca Juga: Dijuluki Predator, Benarkah Ikan Toman Seperti di Waduk Mulur Lebih Ganas dari Piranha?

“Pembukaan fasilitas publik dan pelonggaran waktu makan bisa berpotensi memicu kerumunan dan terjadi penularan Covid-19. Kasus Covid-19 didominasi pasien positif tanpa gejala selama sepekan terakhir,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo itu meminta agar masyarakat tidak abai menjalankan protokol kesehatan terutama saat beraktivitas di tempat umum. Mereka berinteraksi dengan orang lain yang berisiko terjadi penularan virus. Penerapan protokol kesehatan menjadi kunci keberhasilan guna menghambat laju persebaran pandemi Covid-19.

Edukasi Prokes Jalan Terus

Yunia menyebut Satgas mengejar target vaksinasi 15.000 orang per hari agar segera membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok. “Seluruh fasilitas kesehatan setiap kecamatan dioptimalkan sebagai lokasi vaksinasi. Edukasi protokol kesehatan terhadap masyarakat tak pernah berhenti,” tuturnya.

Baca Juga: Intensif Edukasi Prokes, Babinsa Koramil Sukoharjo Datangi Pasar Cuplik

Public Relation The Park Mall Solo Baru, Christina Tri Mawarti, mengatakan setiap calon pengunjung yang hendak masuk ke mal wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Aplikasi tersebut berfungsi sebagai skrining pasien positif pada fasilitas publik. Bagi calon pengunjung yang belum menerima vaksin dipastikan tak bisa masuk ke mal.

Selama dua pekan beroperasi, lanjut Christina, belum ditemukan pasien positif yang beraktivitas di ruang publik termasuk mal. “Kalau masyarakat yang belum vaksin ditolak cukup banyak. Sementara pasien positif yang berkeliaran di mal belum ada karena pengawasan protokol kesehatan di pintu masuk sangat ketat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya