SOLOPOS.COM - Penyerahan kursi roda dari Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof. Dr. Soeharso Surakarta dan Dinsos Wonogiri kepada Ana Chasanah dan Ani Chasanah di rumahnya Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Wonogiri, Kamis (10/9/2020). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Tiga anak difabel di Wonogiri mendapat bantuan alat bantu mobilitas dari Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Kamis (10/9/2020).

Penerima bantuan tersebut yakni Avrell Anandhita Kusumaningtyas, 9, warga Kecamatan Wonogiri. Keterbatasan yang dimiliki Tyas yakni kaki kanannya kecil. Jika tanpa alat bantu, saat berjalan kaki Tyas akan berjinjit. Ia mendapat bantuan ankle foot orthosis (AFO).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain Tyas, dua anak kembar di Desa Semagar, Kecamatan Girimarto, Wonogiri, Ana Chasanah dan Ani Chasanah juga mendapat bantuan alat bantu mobilitas. Anak kembar tersebut menyandang muscular distrophy proggresive. Semakin hari, otot kedua anak tersebut semakin lemah.

Prodia Gunakan Alat Otomatis Penuh Cobas 6800 untuk RT-PCR Covid-19

Kepala BBRSPDF Prof. Dr. Soeharso Surakarta, Heri Kris Sritanto, mengatakan sebelum mendapat bantuan anak-anak tersebut mendapatkan terapi terlebih dahulu selama beberapa hari. Ia mengatakan, bantuan tersebut pada dasarnya merupakan follow up dari assessment anak-anak tersebut.

“Assessment sangat penting dilakukan bagi penyandang disabilitas sebelum mendapat alat bantu mobilitas. Karena alat bantu yang digunakan akan menjadi lebih tepat,” kata dia kepada wartawan, Kamis.

Ia mengatakan, alat bantu yang digunakan oleh penyandang difabel tidak boleh sembarangan. Misalnya untuk dua anak kembar yang menyandang muscular distrophy proggresive. Harus dilihat apakah kursi roda yang dipakai keduanya sesuai atau tidak. Jika kursi roda tidak sesuai, keadaannya akan semakin parah.

“Anak kembar itu pernah mendapat bantuan kursi roda. Namun kursi rodanya tidak sesuai dengan kebutuhannya. Namun kami apresiasi perhatian dari masyarakat kepada anak tersebut,” ungkap dia.

Kebutuhan Beda

Ia berharap masyarakat bisa memahami bahwa kebutuhan setiap penyandang disabilitas berbeda-beda. Ketika mengetahui ada difabel yang butuh bantuan bisa menghubungi pihaknya.

“Jangan asal memberikan bantuan saja, perlu ada pengecekan kondisi dahulu dari orang yang ahli dibidangnya. Tidak hanya kursi roda ya, alat bantu dengar juga demikian,” ujar dia.

Kabid Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial Trias Budiono, mewakili Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri Kurnia Listiyarini, mengatakan dengan adanya alat bantu tersebut diharapkan tiga anak difabel tersebut bisa beraktivitas secara normal.

14 Warga di 7 Kecamatan di Klaten Terkonfirmasi Covid-19, Ini Detailnya

Ia mengatakan, anak-anak penerima bantuan tersebut sebelumnya sempat viral di media sosial. Pihaknya pun sebenarnya juga telah melakukan pendataan terhadap penyandang disabilitas. Setiap tahun pasti ada pendataan, mulai dari lingkungan Rukun Tetangga (RT). Ia berharap, jika ada difabel bisa langsung dilaporkan ke pihak terkait.

“Jangan asal upload ke medsos lalu viral. Konfirmasikan dulu ke Ketua RT atau RW dan pihak desa. Dengan begitu bisa jelas, mereka sudah mendapat bantuan atau belum. Pak Bupati perhatian dengan penyandang difabel. Anggaran untuk difabel tidak ikut direfocussing,” kata Trias.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya