SOLOPOS.COM - Alfred Riedl (detik.com)

Solopos.com, JAKARTA — Publik sepak bola Indonesia berduka. Salah satu pelatih terbaik Timnas selama satu dekade terakhir, Alfred Riedl, mengembuskan napas terakhir pada Selasa (8/9/2020) karena penyakit kanker.

Meski tak pernah menorehkan trofi bagi Tim Garuda, sosok Riedl tetap dikenang karena pernah membawa tim lolos ke final Piala AFF 2010 dan 2016. Informasi meninggalnya pelatih berkarakter tegas ini kali pertama dilansir media Austria, Kurier.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pelatih 70 tahun itu menutup usia karena kanker pada Senin (7/9/2020) malam waktu setempat. Kabar dari negara kelahiran Riedl tersebut dikonfirmasi mantan Asisten Pelatih Timnas, Wolfgang Pikal.

Solo Jadi Prioritas Pengamanan Pilkada 2020, Kapolda Jateng Pindah Kantor?

“RIP coach Alfred teman dan mentorku. Terima kasih untuk persahabatan, ilmu dan pengalaman yang kamu bagikan kepada saya,” ujar Pikal seperti dilansir Liputan 6, Selasa malam.

Kurier melaporkan Alfred Riedl memang sudah lama berjuang melawan penyakit. Sekitar 13 tahun lalu, pelatih yang kerap disapa Opa itu pernah menerima ginjal dari seorang pendonor. Riedl juga pernah menjalani operasi bypass jantung pada 2019 yang membuatnya batal melatih Persebaya Surabaya. Pikal kemudian yang menggantikan Riedl di Bajul Ijo meski hanya bertahan seumur jagung.

Melihat rekam jejaknya selama tiga periode melatih Timnas yakni 2010-2011, 2013-2014 dan 2016-2017, Riedl bisa dibilang cukup sukses membawa Timnas kembali bertaring di Asia Tenggara. Pelatih kelahiran Wina itu dua kali membawa Tim Garuda tampil di partai puncak turnamen itu tahun 2010 dan 2016.

Gelar runner up pada 2016 juga cukup istimewa karena Riedl harus tampil dengan skuat seadanya. Itu menyusul aturan pembatasan maksimal memanggul dua pemain dari setiap klub. Saat itu Timnas sudah sangat dekat untuk meraih gelar perdana Piala AFF setelah unggul 2-1 atas Thailand di leg I final.

Berduka

Gol Rizky Pora dan Hansamu Yama mampu memantik gemuruh fans Indonesia setelah mereka sempat tertinggal oleh gol Teerasil Dangda. Sayang di leg II Timnas takluk 0-2. Bayu Pradana yang menjadi bagian skuad Timnas kala itu mengaku sedih mendengar kabar duka dari sang pelatih.

“Riedl adalah salah satu pelatih yang berpengaruh di karier saya. Beliau yang pertama kali memanggil saya ke Timnas senior dan memberi kesempatan debut pada 2016,” ujar eks gelandang Persis Solo itu.

Bagi Bayu, Riedl adalah sosok yang sangat disiplin. Bayu mengenang Alfred Riedl sebagai pelatih yang tidak melihat nama besar pemain di klub. “Yang penting dia mau kerja keras, pasti dipilih.”

Gelandang Barito Putera itu menyebut Riedl tak pernah mengeluh sakit meski kondisinya tak sebugar ketika 2010. “Dia tetap fokus dan terus memotivasi pemain. Sebelum debut melawan Malaysia di laga uji coba Solo, Riedl bicara dengan saya agar bisa bisa main lepas dan percaya diri.”

Viralkan! Ini Cara Hemat Kuota Internet Pas Nonton Film Streaming di HP

Di luar Indonesia, nama Riedl juga harum di Vietnam. Ia pernah mengantar Vietnam menjadi runner-up Piala Tiger (nama lama Piala AFF) 1998. Vietnam juga berhasil dibawanya ke babak perempat final Piala Asia 2007.

Di level timnas, Alfred Riedl pernah melatih Austria, Liechtenstein, Palestina, Laos, dan beberapa klub seperti El Zamalek, Hai Phong, hingga PSM Makassar. Sementara di masa bermainnya, ia berposisi sebagai striker dan punya empat caps membela Timnas Austria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya