SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir. (Freepik.com)

Solopos.com, PATI — Banjir bandang melanda dua desa pada dua kecamatan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (30/11/2022) malam. Akibat banjir bandang itu ratusan warga mengungsi dan dua warga meninggal dunia.

Banjir bandang di Pati ini bukanlah yang kali pertama terjadi sepanjang tahun ini. Pada bulan Juli lalu, banjir juga melanda wilayah di pesisir pantura Jateng itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Banyak yang menyebut terjadinya banjir bandang di Pati ini imbas dari mulai rusaknya kawasan Pegunungan Kendeng. Pegunungan kapur yang membentang di bagian utara Pulau Jawa itu mulai tandus. Pepohonan yang ada di Pegunungan Kendeng mulai ditebangi hingga tidak memiliki daerah resapan untuk menahan limpasan air yang turun ke permukiman warga di lerengnya.

Camat Tambakromo Pati, Mirza Nur Hidayat, yang dua daerahnya diterjang banjir menilai banjir bandang terjadi lantaran hujan lebat di Pegunungan Kendeng. Hutan di Pegunungan Kendeng yang mulai gundul membuat daerah serapan air menghilang.

“Kalau di atas [Pegunungan Kendeng] hujan deras, bisa dipastikan banjir. Yang terdampak Kecamatan Winong dan Kecamatan Tambakromo [Desa Sinomwidodo, Karangwono, Keben, Tambakromo, Angkatan Kidul, dan Angkatan Lor],” ungkap dikutip dari Murianews.com, Kamis (1/12/2022).

Baca juga: Sedih! Korban Meninggal Akibat Banjir Bandang di Pati Bertambah

Diketahui, dampak banjir ini membuat ratusan rumah mengalami kerusakan. Saat ini beberapa sukarelawan, personel TNI/Polri, dan sejumlah sukarelawan di Pati bahu membahu membersihkan lumpur sisa-sisa banjir baandang.

Tandusnya Pegunungan Kendeng sebagai penyebab banjir bandang di Pati itu juga dibenarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati. Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Pati, Martinus Budi Prasetyo, menganggap program penghijauan di kawasan Pegunungan Kendeng mendesak dilakukan guna mengurangi potensi banjir saat curah hujan tinggi.

“Salah satu faktor penyebab banjir di Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Pati, disebabkan karena berkurangnya penghijauan di Pegunungan Kendeng, sehingga ketika turun hujan air tidak lagi terserap oleh akar pohon dan langsung turun ke dataran rendah, masuk ke sungai bersama lumpur,” kata Martinus Budi Prasetyo dikutip dari Antara.

Baca juga: Banjir Bandang Akibatkan 1 Orang Meninggal dan 146 Warga di Pati Dievakuasi

Sementara Sungai Godo yang menampung air dari kawasan pegunungan, kata dia, ternyata tidak mampu menampung sehingga limpas dan mengakibatkan banjir di Desa Sinomwidodo. Akibat banjir yang terjadi pada Rabu malam itu, ratusan warga mengungsi dan dua orang meninggal dunia.

Karena tingginya genangan banjir, mengakibatkan 200-an keluarga mengungsi ke tempat yang aman dari banjir. Ia mengingatkan warga saat genangan banjir mulai menunjukkan tren naik, harus segera mengungsi demi mengurangi risiko. Ternyata di Desa Sinomwidodo masih ada warga yang bertahan di rumah karena mengira tidak seperti biasanya dan diprediksi hanya sebentar sehingga tidak perlu mengungsi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya