SOLOPOS.COM - Kotak pengolah limbah laundry (JIBI/Harian Jogja/Uli Febriarni)

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Jogja berupaya sedikit demi sedikit mengurangi kadar fosfat pada air dan tanah di Kota Jogja. Bagaimana caranya? Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Uli Febriarni.

Bentuknya kotak persegi panjang, yang bisa dibuka tutup. Berwarna hijau, dengan sebuah logo Pemerintah Kota Jogja di atas tutupnya.

Promosi Pramudya Kusumawardana Bukti Kejamnya Netizen Indonesia

Alat itu, yang berukuran panjang 98 sentimeter, tinggi 50 sentimeter dan lebar 56 sentimeter itu belum diberi nama. Namun alat itu bisa menjadi salah satu solusi mengatasi limbah cair dari Usaha Mikro Kecil Menengah laundry perkotaan.

Alat itu mampu membantu mengolah limbah deterjen laundry, yang mengandung banyak jenis bahan beracun dan berbahaya seperti BOD, COD, TSS, TDS, dan deterjen. Satu alat yang dibuat dari bahan fiberglass berkualitas nomor satu, bisa mengatasi limbah dari tiga mesin laundry yang berkapasitas enam hingga tujuh liter.

“Bahannya terbuat dari fiberglass dan dijamin awet. Nanti alat ini diletakkan lebih rendah daripada mesin,” terang Pieter Lawoasan, Kepala Sub Bidang Pemulihan Lingkungan BLH Kota Jogja, belum lama ini.

Dibuat dengan Dana Alokasi Khusus Pemkot Jogja 2014, satu alat dibuat dengan anggaran Rp5 juta. Saat ini, sudah ada 20 alat yang dibuat.

Cara kerja alat penyaring limbah itu, kotak terdiri dari empat ruang yang disekat. Filter pertama, kotak dimasukkan batu solid, kemudian satu sloki tawas cair, dan satu sloki soda ash. Ukuran satu sloki diestimasi untuk kebutuhan pengendapan zat-zat kimia dari limbah selama proses sepekan.

Nantinya, limbah cair dari mesin cuci, sebelum ke pembuangan, akan masuk dan melewati kotak-kotak yang sudah diberi sekat dan terfiltrasi oleh bahan-bahan tadi. Pada proses filtrasi di kotak ke empat, fosfat dari limbah cair akan mengendap.

“Limbah endapan fosfat bisa diangkat, dan digunakan sebagai pupuk untuk tanaman, bisa menyuburkan. Harapannya dengan alat ini, setidaknya mengurangi pencemaran deterjen dan fosfat di masyarakat,” papar Pieter, sembari menutup tutup kotak.

Saat digunakan, kotak harus dalam kondisi tertutup, dikunci dengan baut dan jangan sampai terkena cahaya matahari langsung. Hasil dari filtrasi limbah cair laundry, berdasarkan data laporan uji laboratorium Kementerian Kesehatan DIY, cukup memuaskan.

Kadar BOD limbah cair laundry yang sebelumnya 420,0 miligram per liter (mg/l), setelah difiltrasi, menjadi 60,0 mg/l. Zat kandungan COD yang sebelumnya 1.350,0 mg/l dalam limbah menurun hingga 210,0 mg/l.

Sementara TSS yang sebelumnya 455 mg/l menjadi 136 mg/l. Kadar TDS yang awalnya 853 mg/l menurun 643 mg/l. Zat deterjen sendiri, dari awalnya 339, 3250 mg/l menurun drastis hingga 48, 1900 mg/l.

Alat tersebut kini dipinjampakai oleh laundry di Kota Jogja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya