SOLOPOS.COM - Petugas Dishub dan Satlantas Solo melihat kondisi Jembatan Mojo yang melintang di Sungai Bengawan Solo, Kamis (8/9/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Pelaksana proyek Jembatan Mojo di Sungai Bengawan Solo mengungkapkan alasan jembatan penghubung Solo-Mojolaban, Sukoharjo, itu harus ditutup total saat perbaikan mulai 26 September hingga 30 November 2022.

Seperti diketahui, sebelumnya Jembatan Mojo direncanakan tidak ditutup total selama proses penggantian pelat jembatan dengan baja ortotropik. Rencana semula penggantian pelat dilakukan bergiliran per sisi sehingga satu lajur tetap bisa dilewati kendaraan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Namun rencana itu berubah. Pelaksana proyek memutuskan Jembatan Mojo harus ditutup total selama pemasangan pelat baja ortotropik. Jadwal pengerjaan pun diubah dari semula dimulai pada 20 September hingga 30 November menjadi 26 September atau 3 Oktober sampai 30 November.

Perwakilan kontraktor proyek perbaikan Jembatan Mojo, Agung Ari Widodo, mengatakan rencana awal selama perbaikan Jembatan Mojo memang tidak ditutup total melainkan menggunakan sistem tutup separuh. Hal itu mengingat Jembatan Mojo menjadi salah satu alternatif saat Jembatan Jurug B dibongkar.

Namun, setelah melihat kondisi pelat jembatan, Agung menyarankan penutupan total. Dari pengecekan diketahui ada pelat beton yang sudah pecah atau retak di beberapa lokasi sehingga sangat berbahaya jika dilewati kendaraan.

Baca Juga: Jembatan Mojo di Bengawan Solo Diperbaiki, Dijamin Tidak Mentul-Mentul Lagi

“Kemarin asumsinya mau dibuka separuh untuk lalu lintas, tapi melihat kondisi sekarang ini pecah-pecah pelatnya begitu malah bisa bahaya bagi pengguna lalin dan pekerja sendiri, akhirnya disepakati ditutup total saja,” jelasnya dalam konferensi pers di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Solo, Kamis (8/9/2022).

Pengencangan Baut

Nantinya saat Jembatan Mojo, Solo, diperbaiki dan ditutup total sekaligus mengganti pelat beton dan bantalan karet. Selain itu ada pengencangan baut sekaligus penguatan rangka baja.

Agung menambahkan struktur besi jembatan itu akan tetap dipertahankan namun akan dikencangkan lagi baut-bautnya dengan spesifikasi nilai kekencangan tertentu. Hal ini sekaligus untuk menghilangkan penyakit Jembatan Mojo yang kerap mentul-mentul atau bergoyang naik turun.

Baca Juga: Jelang Ditutup Total 2 Bulan, Dishub & Satlantas Solo Cek Jembatan Mojo

“Ada penguatan lagi nanti di tengah, dipasang stringger di tiap pelat ortotropik yang dipasang jumlahnya ada empat. Jadi dipastikan nanti tidak mentul-mentul ketika dilewati. Coba dibandingkan sekarang, jembatannnya kan mentul-mentul kalau dilewati kendaraan,” terangnya.

Sebagai informasi, proyek perbaikan Jembatan Mojo, Solo, dikerjakan oleh dua perusahaan yang terikat kerja sama operasi (KSO). Kedua perusahaan itu yakni PT Salim Perkasa Construction dan PT Karyajati Tata Mandiri.

Jembatan Mojo akan diperbaiki menggunakan sistem lantai panel segmental ortotropik baja. Teknologi ini merupakan yang pertama diaplikasikan pada jembatan di Solo.

Baca Juga: Jembatan Mojo Ditutup, Ada Jembatan Sesek yang akan Dibangun di Bengawan Solo

Sistem Pelat Pracetak

Pegawai Staf Teknis Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Andreawan Setyo Nugroho, saat diwawancarai Solopos.com di kantornya, Selasa (7/6/2022), mengungkapkan teknologi ini belum jamak dipakai di Indonesia.

“Tapi di luar negeri sudah lama,” katanya. Menurutnya, sebelum di Solo, sistem lantai panel segmental ortotropik baja sudah diterapkan di Bendung Jembatan Bojongsoang, Bandung, dan Jembatan Cisadane, Bogor.

Pemasangan pelat lantai Jembatan Mojo nantinya menggunakan sistem pelat pracetak. Pelat dicetak di pabrik kemudian dibawa ke lokasi jembatan untuk dipasang. Sistem ini meminimalkan peralatan dan bekisting.

Baca Juga: Guru-Siswa Solo Ancang-Ancang Berangkat Lebih Awal saat Jembatan Mojo Ditutup

Selain itu dapat memperpendek waktu pelaksanaan ketimbang jika menggunakan sistem pengecoran di tempat dengan bekisting kayu atau sistem baja bergelombang.

Sistem pracetak juga mempunyai keunggulan terutama dalam segi berat segmen sehingga konstruksi pengangkut segmen dapat menggunakan jenis yang lebih ringan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya