SOLOPOS.COM - ilustrasi upah pegawai. (Freepik)

Solopos.com, SEMARANG — Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menjadi salah satu daerah favorit atau tujuan para investor. Salah satu daya tarik yang dimiliki Jateng adalah upah minimum atau gaji karyawannya yang disebut-sebut cukup kompetitif.

Hal itu disampaikan seorang investor asing saat acara Central Java Investment Bussines Forum (CJIB) 2021 yang digelar di Hotel Tentrem, Kota Semarang, Rabu (10/11/2021). Investor asa Korea itu menilai Jateng memiliki sederet daya tarik untuk menjadi daerah investasi, salah satunya karena upah pegawainya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya tertarik berinvestasi di Jateng karena upah minimumnya yang kompetitif. Selain itu, Jateng memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Mereka cepat belajar, rajin, pekerja keras, dan kooperatif,” ujar Ketua Central Java Korea Foundation, Hwan Chae, dalam keterangan tertulis dari Pemprov Jateng yang diterima Solopos.com, Rabu malam.

Baca juga: Pagebluk Covid-19, Investasi Jateng Surut 20,55%

Upah minimum regional (UMR) atau upah minimum provinsi (UMP) di Jateng saat ini yakni Rp1.798.979. Angka itu menjadi yang terendah kedua, di atas UMP 2021 Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berada di angka Rp1.765.000.

Kondisi ini pun membuat para buruh atau pekerja di Jateng meminta agar UMP 2022 di Jateng mengalami kenaikan dan bisa menyamai UMP daerah lain yang juga menjadi tujuan investor, seperti Jawa Barat (Jabar) dan Jawa Timur (Jatim).

Buruh pun berulang kali menggelar demo dengan tuntutan kenaikan UMP dan upah minimum kabupaten/kota (UMK) di Jateng lebih dari 10%.

Sementara itu, selain memiliki keunggulan dari segi upah pegawai, Hwan juga menyebut Jateng memiliki keunggulan dari segi konektivitas tranportasi darat dan laut untuk kegiatan ekspor impor. Ditambah lagi, saat ini ada jalan tol yang membentang dari Jakarta ke Surabaya, sehingga membuat Jateng kian terkoneksi.

Baca juga: Waduuuu! UMP Jateng 2021 Ternyata Nomor 2 Terendah Se-Indonesia

“Selain itu, kemudahan perizinan dan sikap kooperatif selalu ditunjukkan Pemprov Jateng. Dalam tiga bulan saja, kita sudah bisa memulai aktivitas bisnis di Jateng,” jelasnya.

Senada juga disampaikan General Manager PT Shoenary Javanesia Inc, Chang Lee. Menurutnya, kemudahan perizinan di Jateng sangat baik. Semua perizinan tidak lagi manual, melainkan secara online.

“Sehingga jika dibandingkan dengan proses terdahulu, kami merasa sangat beruntung karena bisa menghemat waktu dan lebih nyaman,” jelasnya.

Sementara itu dalam CJIBF 2022 itu total ada sekitar 26 investor besar yang tertarik menanamkan modalnya di Jateng. Mereka bahkan siap berinvestasi dengan nilai total mencapai Rp6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya