SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, memunguti sampah di kawasan CFD Solo. (Instagram/@agendasolo)

Solopos.com, SOLO — Kurangnya kepedulian masyarakat baik pedagang maupun pengunjung untuk menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah sembarangan menjadi alasan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo mengusulkan Car Free Day atau CFD tanpa pedagang. 

DLH menilai para pedagang dan pengunjung kerap kali membuang sampah sembarangan padahal sudah tersedia banyak kantong dan tempat sampah di sepanjang Jl Slamet Riyadi yang menjadi area CFD. Dengan CFD yang tanpa pedagang meski hanya sebulan sekali diyakini bisa membuat para pedagang maupun pengunjung lebih peduli tentang kebersihan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengunjung bisa membandingkan lebih nyaman mana, CFD dengan pedagang atau tanpa pedagang. Di sisi lain, DLH sudah mengajukan permohonan kepada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pemkot Solo untuk melakukan survei mengenai pedagang CFD.

Survei itu terutama berfokus pada keuntungan dan kerugian dengan adanya pedagang di area CFD. “Secara ekonomi mungkin menggerakkan, tapi benar enggak ekonominya orang Solo? Karena pedagang di CFD banyak yang dari luar Solo,” ujarnya Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) DLH Solo, Arthaty Mulatsih, Minggu (7/8/2022).

Arthaty menegaskan perlu kajian mendalam terkait wacana tersebut. Ia tidak menampik faktor ekonomi bisa terhambat apabila CFD digelar tanpa pedagang. “Tapi masih perlu ada kajian lebih lanjut, karena ini pertimbangannya adalah ekonomi masyarakat, terutama para pedagang di CFD,” tutupnya.

Baca Juga: DLH Usulkan CFD Solo Tanpa Pedagang, Menurutmu Bagaimana Lur?

Zonasi Pedagang

Berdasarkan catatan Solopos.com, keberadaan pedagang, baik itu pedagang kuliner, pakaian, hingga jasa mainan untuk anak-anak telah menjadi bagian dari CFD di Kota Solo. Bahkan ketika Ramadan 2019 atau sebelum pandemi pun para pedagang tetap berjualan meski dibatasi hanya berjualan makanan kering dan bisa dibawa pulang.

Penjual makanan basah atau makanan yang dimasak di lokasi mesti tiarap saat Ramadan demi menghormati umat Islam yang berpuasa. Jumlah pedagang yang berjualan di area CFD mencapai ribuan orang dan sebagian berasal dari daerah sekitar Solo.

Lalu pada penyelenggaraan kembali CFD setelah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19, lokasi berjualan pedagang diatur dengan sistem zonasi. Para pedagang tidak diperbolehkan berjualan di sepanjang Jl Slamet Riyadi dan disediakan tempat seperti di halaman gedung kantor pemerintah.

Baca Juga: Warga Bandel Sampah Sembarangan di CFD, DLH Solo Ambil Langkah Tegas

Sedangkan mengenai persoalan sampah, sejak awal CFD Solo digelar kembali setelah pandemi, 15 Mei 2022 lalu, sudah ada. Bahkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sampai turun sendiri memunguti sampah yang dibuang sembarangan oleh pengunjung CFD.

Rekaman video putra sulung Presiden Jokowi itu memunguti sampah sempat viral di media sosial. Terlihat dalam video, Gibran yang tengah bersepeda beberapa kali berhenti untuk mengambil sampah yang terserak di jalan yang ia lewati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya