SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas penambangan Newmont di Nusa Tenggara. (Istimewa/www.ptnnt.co.id)

Akuisisi Newmont oleh Grup Medco milik Arifin Panigoro disebut-sebut mencapai 76% saham. Ternyata, bos minyak itu hanya ambil bagian kecil.

Solopos.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan Arifin Panigoro tidak akan menjadi pembeli utama saham PT Newmont Nusa Tenggara. Staf Khusus Menteri ESDM Said Didu mengatakan ada pihak lain di belakang Arifin yang akan menjadi pembeli utama dengan porsi saham yang lebih besar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun, dirinya mengaku tidak mengetahui apakah benar saham yang akan diakuisisi mencapai 76%. “Ada nama besar di balik Arifin. Arifin kecil, tidak lebih dari 10%,” ujarnya, Senin (30/11/2015).

Sayangnya, dia enggan menyebut siapa pihak yang berada di balik Arifin Panigoro tersebut. Namun, dia memastikan pihak tersebut merupakan pengusaha swasta nasional. “Tidak mau disebutkan namanya. Swasta dalam negeri dan bukan Tbk,” katanya.

Dia mengungkapkan pembicaraan mengenai akuisisi tersebut sudah ada sejak empat bulan lalu. Namun, dia menyatakan pemerintah tidak ikut campur dalam prosesnya. Pasalnya, akuisisi tersebut dilakukan dengan cara business to business. Kementerian ESDM hanya menerima laporan dan memberikan persetujuan saja.

Selain itu, dia juga menyoroti pernyataan yang menyebut Newmont siap membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) sendiri. Menurutnya, hal tersebut bisa saja berujung pada penghentian izin ekspor konsentrat.
Pasalnya, izin konsentrat yang dikantongi Newmont saat ini berdasarkan kerja sama pembangunan smelter dengan PT Freeport Indonesia.

Jika kerjasama itu terhenti, sedangkan smelter barunya nanti belum memiliki progres, maka izin ekspor konsentratnya bisa diberhentikan. “Setahu saya Freeport juga kesal karena Newmont sudah diajak kerja sama. Kemungkinan besar Freeport akan membatalkan kerja sama dengan Newmont,” katanya.

Sementara itu, ketika akan dimintai konfirmasi perihal keterangan yang diberikan Said Didu, Arifin Panigoro tidak membalas pesan singkat maupun menjawab telepon dari Bisnis/JIBI. Terkait rencana akuisisi tersebut, Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) Irwandy Arif menilai hal itu sangat wajar.

Pasalnya, Newmont memilki potensi cadangan untuk tambang bawah tanah, di samping wilayah Dodo Rinti dan Elang yang sudah diekplorasi. “Kabarnya bisa lebih besar dari Batu Hijau, khususnya emas,” tuturnya.

Senada dengan Irwandy, Direktur Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Ciruss) Budi Santoso mengatakan periode Kontrak Karya (KK) Newmont masih cukup lama, sehingga masih akan menguntungkan bagi investor. “Newmont juga setidaknya sudah memiliki kepastian cadangan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya