SOLOPOS.COM - Kartu BPJS Kesehatan/JKN-KIS. (Solopos-Rohmah Ermawati)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri menyinkronisasi data Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan data kematian penduduk secara realtime, sejak ditemukannya data PBI meninggal dunia yang masih dibiayai pemerintah.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri, Maryono, kepada Solopos.com, Kamis (19/12/2019), mengatakan pembaruan data PBI sudah dilakukan secara realtime. Caranya, data PBI diintegerasikan dengan data administrasi kependudukan (adminduk), termasuk data kematian penduduk.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam tahap itu ada proses sinkronisasi otomatis, sehingga Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bisa langsung mengetahui data terbaru. Selanjutnya BPJS Kesehatan bisa mengganti data PBI meninggal dunia dengan calon PBI lain yang masuk dalam Basis Data Terpadu (BDT) Kementerian Sosial (Kemensos).

Terungkap! Pemerintah Bayari Premi 40.000 PBI JKN Wonogiri Yang Sudah Meninggal

“PBI yang masuk BDT saja yang ditanggung pemerintah melalui APBN dan APBD Provinsi. Pihak yang berwenang memperbarui BDT adalah Kemensos [Pemkab hanya mengusulkan pembaruan data]. Kalau Pemkab membiayai PBI yang belum masuk BDT melalui APBD Kabupaten sesuai kemampuan anggaran. Sekarang ini data PBI sudah diintegerasikan dengan adminduk. Jadi kalau ada PBI yang sudah meninggal dunia, BPJS Kesehatan bisa langsung tahu,” kata Maryono saat dihubungi Solopos.com, Kamis.

Dia melanjutkan berdasar rekonsiliasi dengan BPJS Kesehatan, hingga Desember ini penduduk Wonogiri yang sudah menjadi peserta JKN, baik PBI maupun mandiri, tercatat sebanyak 779.405 jiwa atau 71,7 persen dari jumlah penduduk 1.087.093 jiwa. Berarti masih ada 307.688 penduduk yang belum terkaver JKN.

Gelar Christmas Carol, Anies Baswedan Ungkit Larangan Takbiran Keliling Zaman Ahok

Bukan 40.000

Terpisah, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Wonogiri, Sungkono, saat ditemui Solopos.com di kantornya di kawasan kota, Kamis, menyampaikan hal sama. Pihaknya selalu mengirim data kematian penduduk kepada Dinsos agar data tersebut bisa disinkronisasi dengan data PBI.

Selanjutnya Dinsos yang mengolahnya untuk menyisir PBI yang sudah meninggal dunia. Data tersebut pun terkoneksi langsung dengan sistem BPJS Kesehatan. Dari proses itu akan diketahui PBI yang sudah meninggal dunia dan belum meninggal.

Ferdinand Demokrat Tak Setuju Desakan Anies Baswedan Mundur, Alasannya Menggemaskan

“Masalahnya, kesadaran warga melaporkan kematian keluarga atau saudaranya masih kurang, padahal prosesnya gratis. Alhasil, tak sedikit warga yang sebenarnya sudah meninggal dunia tetapi masih tercatat sebagai penduduk masih hidup. Oleh karena itu kami mulai menerapkan program khusus untuk meningkatkan kesadaran warga. Program ini kami mulai dengan menyisir data penduduk meninggal dunia terlebih dahulu,” terang Sungkono.

Terkait adanya PBI meninggal dunia tetapi preminya tetap ditanggung pemerintah, dia menyebut fakta itu terungkap setelah ada sinkronisasi data antara adminduk dan PBI atas perintah Bupati tiga bulan lalu. Data PBI yang disinkronkan adalah BDT 2015 milik Kemensos.

Anggap PT RUM Sukoharjo Zalim, Warga: Jangan Bikin Rayon Lagi!

Berbeda dengan Bupati, Sungkono menyebut saat itu data PBI meninggal dunia yang ditemukan lebih kurang 23.000 jiwa. Angka itu sudah termasuk PBI pindah domisili yang mestinya dicoret. Sebelumnya Bupati menyebut ada lebih kurang 40.000 jiwa.

“Jadi selama ini ada pemborosan, karena pemerintah membayarkan premi penduduk yang sudah meninggal dunia yang seharusnya tidak ditanggung lagi. Anggaran yang digelontorkan untuk mereka per tahunnya mencapai lebih kurang Rp7 miliar,” ucap Sungkono.

Sementara itu, BPJS Kesehatan hingga berita ini ditulis belum dapat dimintai konfirmasi. Anggota Staf Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, Fransisca, mengatakan pimpinannya belum dapat menanggapi karena sedang berdinas di Semarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya