SOLOPOS.COM - Siswi pelaku perundungan menemui orangtua korban, AR, di kantornya pada Selasa (7/2/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Proses hukum kasus bullying atau perundungan terhadap SSR, 16, oleh delapan teman sekelasnya di salah satu SMA swasta di Karanganyar terus berjalan.

Tim penyidik Polres Karanganyar telah memeriksa delapan siswi terlapor pada Senin (6/2/2023). Di hadapan penyidik, delapan siswi yang merupakan satu geng ini mengakui perbuatannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kasatreskrim Polres Karanganyar, AKP Setiyono, mengatakan proses hukum tetap berjalan meskipun pihak sekolah tengah berupaya menyelesaikan kasus ini melalui mediasi. Mediasi tersebut dilakukan antara pihak terlapor dan korban.

“Proses hukum terus berjalan, itu [mediasi] kan di luar kami,” kata Setiyono saat dijumpai Solopos.com di Mapolres Karanganyar pada Selasa (7/2/2023).

Menurutnya, kasus perundungan tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Apakah Polres juga akan melakukan mediasi mengingat korban dan terlapor masih di bawah umur, Kasatreskrim mengaku belum melangkah ke sana. Proses hukum berjalan sepanjang kasus laporan tersebut belum dicabut.

Orang tua korban yang juga pengacara kondang asal Jaten, AR, membenarkan para terlapor sudah diperiksa penyidik. Delapan siswi terlapor ini diperiksa penyidik pada Senin kemarin. “Sudah diperiksa. Mereka juga sampai nangis-nangis meminta maaf dan mengakui kesalahan,” kata AR.

Dia belum berencana mencabut berkas laporan perundungan yang menimpa anaknya. Meski saat ini upaya mediasi dari pihak sekolah terus dilakukan.

Pada Selasa siang tadi, delapan siswi terlapor bersama orang tua masing-masing dan pihak sekolah datang bersilaturahmi ke kantor AR di Jaten. Dalam kesempatan itu para siswi itu memohon maaf dan mengakui perbuatannya.

“Sebagai manusia, saya memaafkan. Tapi untuk sementara ini saya belum mencabut laporan. Saya serahkan ke proses hukum,” kata AR.

Di pertemuan itu, dia belum bisa memberikan jaminan akan mencabut laporan di Polisi. Pihaknya masih menunggu hasil penanganan sang anak yang kini tengah ditangani psikiater di Jakarta. Anak tersebut diboyong hingga ke Jakarta karena mengalami depresi berat. Dia menyebut anaknya kerap menyakiti diri sendiri dengan menyayat tangannya.

“Saya kaget diberi laporan oleh psikiaternya. Banyak luka sayatan di tangan. Ternyata anak saya ini mengalami depresi berat hingga menyakiti diri sendiri. Merasa bahwa dia sendirian dan ketakutan,” tuturnya.

Dia mengaku tak pernah mengetahui anaknya selama ini menyakiti diri sendiri. Luka di tangan pun tertutup baju panjang dan hijab yang digunakan setiap hari. Menurut AR, putrinya memendam masalah tersebut sejak lama. Dia menjadi korban perundungan teman-temannya sejak Februari 2022 hingga kini. Saat ini, dia memilih fokus terhadap penanganan sang putri. Dia berharap anaknya bisa kembali bersekolah.

“Kalau psikologis anak saya sudah pulih dan bisa sekolah kembali, saya baru pikirkan akan mencabut laporan. Saya hanya mencari keadilan,” katanya.

AR juga mulai berpikir ulang apakah akan memindahkan anaknya ke sekolah lain atau tidak. Selain penanganan psikologis anaknya, dia sementara waktu belum memindahkannya. “Biar menyelesaikan dulu satu semester ini. Kalau memang anak saya tetap mau sekolah di situ ya saya tidak memindahkan,” katanya.

Berharap Selesai Secara Damai

Salah satu orang tua sisw1 terlapor, Ry, berharap kasus yang membelit anaknya bisa diselesaikan secara damai. Harapannya laporan di polisi bisa dicabut.”Hari ini kami menemui Pak AR untuk menyampaikan permohonan maaf,” katanya.

Dia mengaku kaget menerima kabar anaknya terlibat masalah dengan teman di sekolah. Dia menyebut kasus ini terjadi karena adanya salah satu teman di geng anaknya yang melontarkan kata-kata ejekan terhadap korban. Siswa ini telah mengakui perbuatannya.

“Jadi anak saya hanya saksi. Tapi ini karena satu kelompok atau geng lah jadi semua kena,” katanya Ry.

Kepala SMA swasta itu, S, mengatakan pihaknya terus mengupayakan jalur damai hingga laporan dicabut. Dia memikirkan nasib para siswanya yang masih memiliki masa depan yang panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya