SOLOPOS.COM - Tangkapan layar cuitan Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, terkait rentetan gempa di Salatiga-Ambarawa. (Twitter)

Solopos.com, SEMARANG —  Rentetan gempa atau yang juga dikenal dengan gempa swarm terjadi Kota Salatiga dan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (23/10/2021). Apakah rentetan gempa itu dipicu dari meningkatnya aktivitas gunung berapi di sekitar Salatiga dan Ambarawa? Berikut penjelasan BMKG.

Melalui akun Twitter-nya, Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, memberikan penjelasan terkait kemungkinan rentetan gempa yang terjadi di Salatiga-Ambarawa karena aktivitas gunung berapi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mengingat Salatiga, Ambarawa, dan sekitarnya yang menjadi lokasi episenter gempa tak jauh dari lokasi dua gunung berapi yang masih aktif, yakni Merapi dan Merbabu.

Baca juga: Rentetan 15 Kali Gempa Terjadi di Salatiga & Ambarawa, Ini Kata BMKG

Daryono menyebut swarm merupakan serangkain aktivitas gempa dengan magnitudo relatif kecil. Meski demikian, frekuensi kejadian gempa kecil itu sangat tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama.

Ia juga tidak menampik jika aktivitas gempa swarm atau rentetan gempa itu dipicu oleh aktivitas vulkanik atau proses kegunungapian. Ia bahkan menyebut jika gempa swarm yang dihasilkan dari aktivitas tektonik murni, layaknya gempa pada umumnya sangat sedikit.

“Jika gempa pada umumnya terjadi karena aktivitas tektonik, gempa swarm justru terjadi karena proses kegunungapian [vulkanik]. Gempa swarm yang dihasilkan karena aktivitas tektonik murni hanya sedikit,” tulis Daryono melalui akun Twitter @DaryonoBMKG.

Kendati demikian, Daryono juga menyebutkan jika gempa swarm tidak hanya berkaitan dengan kawasan gunung berapi. Beberapa laporan yang diterima menyatakan aktivitas swarm juga dapat terjadi di kawasan non-vulkanik atau daerah yang jauh dari lokasi gunung berapi.

Swarm juga dapat terjadi di kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh yag terbangun medan tegangan, shg mudah tjdi retakan (freactures),” tulisnya.

22 Kali Gempa

Daryono pun menyebutkan jika fenomena gempa swarm sudah terjadi beberapa kali di Indonesia. Beberapa daerah yang pernah mengalami fenomena gempa swarm atau rentetan gempa dengan magnitudo kecil itu yakni Klangon Madiun pada Juni 2015, Halmahera Barat pada Desember 2015, dan Mamasa Sulawesi Barat pada November 2018.

Sementara itu, Daryono menyebutkan sejak Sabtu dini hari hingga sore pukul 17.15, tercatat sudah ada rentetan 22 kali gempa bumi di wilayah Kota Salatiga-Ambarawa.

Baca juga: Salatiga & Ambarawa Diguncang Gempa, Netizen: Setiap 15 Menit Gempa

Sebelumnya, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, sebelumnya telah menyatakan jika rentetan gempa yang terjadi di Salatiga-Ambarawa tidak berpengaruh pada aktivitas Gunung Merapi. Aktivitas gempa itu lebih dikarenakan dipicu dari pergerakan sesar Merapi-Merbabu.

“Sampai saat ini kejadian gempa di Salatiga dan sekitarnya tidak mempengaruhi aktivitas Gunung Merapi,” ujar Hanik, dikutip dari Detik.com, Sabtu (23/10/2021).

Hanik juga menyebutkan jika aktivitas Gunung Merapi dalam rentang 12 jam, sejak Sabtu pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB tidak terlalu signifikan. Selama periode itu tidak teramati terjadi guguran lava dan hanya terdengar suara guguran saja.

“Terdengar guguran 2 kali intensitas sedang dari Pos Babadan,” jelas Hanik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya