SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto Pengendara motor besar berisiap melakukan konvoi menuju Candi Prambanan dalam ajang Jogja Bike Rendezvous 2015 seperti saat melintas di Ring road Utara Yogyakarta, Sleman, Sabtu (15/08/2015). Warga berharap para pengendara moge itu tetap taat degan peraturan lalu lintas seperti tetap berhenti saat lampu merah.

Aktivis sepeda adang moge di Sleman memang cenderung disalahkan Polri. Sikap Polri itu dikecam IPW.

Solopos.com, JAKARTA — Sikap polisi yang cenderung membela pengendara Harley Davidson saat aktivis sepeda adang konvoi moge di Sleman, dianggap tidak mempedulikan kepentingan masyarakat luas di jalanan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S. Pane menyatakan pihaknya menyayangkan sikap elite Polri tersebut yang justru menyalahkan pesepeda. Menurut dia, elite Polri membaca undang-undang hanya sepotong berdasarkan kepentingan sempit yaitu kepentingan pengawalan untuk pengendara moge. Baca: Tak Ada Konvoi Moge di Prioritas UU LLAJ.

“Tanpa peduli dengan kepentingan masyarakat di jalanan. Jika mau jujur apa sih manfaatnya moge untuk kepentingan rakyat banyak dan harus diingat undang-undang itu dibuat untuk kepentingan rakyat banyak,” kata Neta S Pane dalam keterangan tertulis, Senin (17/8/2015).

Menurut Neta, kalau elite Polri itu memang benar-benar polisi sejati yang berpihak pada kepentingan rakyat banyak, seharusnya mereka melarang izin konvoi moge. Dengan begitu, tak ada masalah yang kemudian muncul.

Apalagi, sambungnya, semua orang tahu jika libur panjang, DIY selalu padat dan macet. Artinya, Polri semestinya bersikap preventif dengan tidak mengizinkan konvoi moge yang selama ini cenderung arogan. Ketika itu yang dilakukan, maka tidak akan ada protes dari warga.

“Sayangnya, sudah tidak peka, elite Polri hanya menyalahkan pesepeda, membuat pembenaran seenaknya sendiri atas nama undang undang. Kalau mau jujur, apakah polisi berani membuka secara transparan berapa biaya pengawalan yang mereka dapat dari rombongan moge itu,” katanya.

Selebihnya, IPW berharap elite Polri bertindak adil, tidak diskriminatif dalam menyikapi kasus ini. IPW, kata Neta, memberi apresiasi pada Elanto Wijoyono, pengendara sepeda yang memprotes dan menghadang konvoi moge yang bersikap seenaknya.

“Apa yang dilakukan Elanto itu menjadi pembelajaran dan patut dicontoh anggota masyarakat lain, yakni jika menemukan pelanggaran jangan takut untuk bersikap, memprotes dan bertindak agar arogansi pengendara moge tidak berkembang dan para pelanggar tahu diri,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya