SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

BOYOLALI-Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM) mengakui tidak menemui aktivitas mencurigakan di Gunung Merbabu dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir. Sejauh ini, BTNGM tidak menerima laporan terdengarnya suara tembakan dari arah gunung.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sebagaimana dirilis Mabes Polri, terduga kelompok teroris yang terlibat dalam serangkaian teror bom dan penembakan pos polisi di Solo beberapa waktu lalu, melakukan pelatihan di Pos II Gunung Merbabu. Menurut Kepala Subbagian Tata Usaha (Kasubbag TU) BTNGM, Himawan Gunawan, selama ini polisi hutan (polhut) selalu melakukan patroli. Sejauh ini, tidak ada informasi terdengar suara tembakan dari arah gunung.

Ekspedisi Mudik 2024

”Tidak ada yang mencurigakan. Semua pendaki yang melewati jalur resmi, datanya tercatat oleh petugas,” terang Himawan ketika ditemui wartawan di kantornya, Rabu (12/9/2012). Namun, menurut dia, tidak tertutup kemungkinan jika para pelaku benar-benar melakukan pelatihan menembak di gunung tersebut, mereka menggunakan senjata peredam sehingga petugas tidak mendengar suara apapun pada saat pelatihan tembakan tersebut.

Himawan mengakui jajaran kepolisian sudah melakukan koordinasi dengan pihaknya, terkait penelusuran lokasi latihan menembak para terduga teroris tersebut. “Ya dari kepolisian memang sudah ada koordinasi juga dengan kami untuk menelusuri di mana lokasi pastinya. Sejauh ini, kami berikan informasi berdasarkan data yang ada,” terangnya.

Himawan juga mengakui tidak tertutup kemungkinan para terduga teroris itu melewati jalur alternatif atau jalur tikus.
”Kalau jalur pendakian resmi di Gunung Merbabu ada empat, yakni jalur Selo, Tekelan dan Cuntel Kopeng, serta jalur Wekas, Magelang. Namun untuk jalur alternatif, atau jalur tikus, memang cukup banyak. Bahkan dari semua dukuh atau desa di lereng Merbabu ini, ada jalur yang bisa dipakai untuk jalur tikus. Bisa jadi, mereka lewat di jalur itu,” ungkapnya.

Meskipun demikian, Himawan menyebut hanya ada dua jalur pendakian yang memiliki kontur cukup rata dan lapang, yakni di jalur Wekas, Magelang. ”Pos II jalur Wekas tersebut memang terdapat lokasi agak luas dan lapang. Sementara di lokasi sekitar pos II jalur Selo juga banyak kontur yang cukup rata. Sehingga menurut dia jalur ini banyak menjadi pilihan pendaki untuk naik ke puncak Merbabu,” katanya. Namun untuk memantau jalur tikus secara keseluruhan, Himawan mengakui jumlah personel Polhut yang hanya 16 orang tidak mungkin bisa menjangkau seluruhnya.

Sementara, Koordinator Polhut BTNGM, Kurnia Adi Wirawan, membenarkan hal itu. Menurut dia, tidak ada kecurigaan terkait dengan adanya aktivitas terorisme di Gunung Merbabu. Namun diakuinya, beberapa waktu lalu, dalam sebuah penggeledahan rutin terhadap para pendaki yang turun dari Gunung Merbabu, ada sekelompok pendaki yang mengaku dari salah satu pondok pesantren (ponpes) di Sukoharjo. Namun tidak ada kecurigaan apapun terhadap aksi terorisme.

”Karena penggeledahan itu memang rutin dilakukan terhadap para pendaki. Kami geledah barang-barang mereka untuk antisipasi agar pendaki itu tidak membawa apapun yang berasal dari gunung, khususnya edelweis,” terangnya yang diamini oleh Himawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya