SOLOPOS.COM - Akses pintu SMAN 1 Solo di Jl. Monginsidi No.40, Kecamatan Banjarsari, Solo, Selasa (20/9/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–SMAN 8 Solo dan SMAN 1 Solo memiliki sedikit peserta didik, guru, dan karyawan yang melewati Jembatan Jurug setiap hari.

Sekolah memantau dampak penutupan Jembatan Jurug B sebelum membuat kebijakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 1 Solo Setya Anung Haryanto menjelaskan hanya ada sedikit siswa yang mengakses jembatan Jurug karena radius tempat tinggal peserta didik baru 1,1 kilometer dari sekolah. Sementara jumlah guru ada delapan orang.

“Memang kemarin antisipasinya berangkat pagi namun kondisi lalu lintas ramai lancar. Untuk kebijakan khusus masih menunggu cabang dinas. Mungkin bapak ibu guru bisa menyikapi kalau memang ditutup lewatnya muter bisa Jl Ring Road atau Bekonang,” kata dia ditemui di kantornya, Selasa (20/9/2022) pagi.

Baca Juga: Barier Jembatan Jurug B Solo Tiba Malam Ini, Jadwal Penutupan Belum Ditentukan

Dia menjelaskan jumlah siswa yang terlambat minim di SMAN 1 Solo, namun sekolah masih menunggu apakah ada yang terlambat akibat akses Jembatan Jurug. Belum ada dampak sampai Selasa pagi.

Menurut dia, ada sekitar 1.230 peserta didik SMAN 1 Solo dan mayoritas peserta didik mengendarai sepeda motor dan diantar jemput. Ada sebagian kecil peserta didik pengguna sepeda dan Batik Solo Trans (BST).

“Ya kebetulan kami lahan parkir enggak punya, kami menyewa lorong milik UKS [[Universitas Kristen Surakarta atau Solotech University]. Kami menyewa belakangnya UKS per tahun Rp10 juta/tahun. Kami kewalahan juga kan enggak ada SPP [sumbangan pembinaan pendidikan]” jelasnya.

Kondisi itu menurut Anung membuat Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Provinsi Jawa Tengah mengimbau para murid yang tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM) untuk tidak membawa sepeda motor ke sekolah.

Baca Juga: Penutupan Jembatan Jurug B Ditunda Lagi, Kendaraan ke Barat Tetap Satu Lajur

Kepala SMAN 8 Solo Daryanto mengatakan ada peserta didik dari Kecamatan Kebakkramat dan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Dua orang guru dan satu satuan petugas keamanan dari Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

“Untuk sementara ini belum merencanakan hal itu [kebijakan khusus bagi murid yang terdampak] karena seperti apa anak-anak itu atau bapak ibu guru. Kami belum merencanakan apakah berangkat lebih pagi atau kebijakan lainnya,” jelasnya.

Dia mengatakan sekolah masih melihat situasi apakah ada yang terlambat akibat akses Jembatan Jurug B ditutup. Dia yakin peserta didik yang ingin menghindari macet memiliki sejumlah jalur alternatif lainnya.

“Untuk angkutan umum di sini sepertinya enggak ada. Rata-rata anak-anak naik ojol,” jelasnya.

Baca Juga: Jembatan Jurug B Solo Ditutup Senin, Kendaraan dari Palur Sudah Padat Merayap

Dia mengatakan jumlah peserta didik ada lebih kurang 1.160 orang.

Sebelumnya, pengerjaan untuk penutupan Jembatan Jurug B yang tertunda terus dikebut, setelah barier pembatas yang sebelumnya terlambat tiba di lokasi, kini sudah mulai dipasang mulai dari Senin (19/9/2022) dan rencananya terus dikebut setidaknya hingga Selasa (20/9/2022).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya