SOLOPOS.COM - Diskusi strategi membangun infrastruktur telekomunikasi untuk pemerataan pembnagunan dan kemajuan negeri di Ruang Multimedia Gedung Pusat UGM, Sleman, Jumat (26/8/2016).(Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

Akses internet cepat menjadi tuntutan perkembangan zaman

Harianjogja.com, SLEMAN—Percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi harus dipercepat untuk  memperluas layanan telekomunikasi yang merupakan hak seluruh masyarakat Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

(Baca Juga : AKSES INTERNET : Ungguli Korsel, Kecepatan Internet Indonesia 110,2 Mbps)

Komisaris Utama PT Telkom Hendri Saparini mengungkapkan penetrasi internet di Indonesia masih sangat rendah yakni sekitar 20%. Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan wilayah yang sudah terlayani oleh infrastruktur telekomunikasi masih terbatas.

“Telkom sudah membangun jaringan fiber dari Sabang sampai Merauke. Itu baru backbone-nya. Tapi perlu dipikirkan pemanfaatannya dan jaga industri agar persaingan lebih baik sehingga para pemain melakukan kewajiban dengan sebaik-baiknya,” kata dia.

Telekomunikasi merupakan hak seluruh rakyat sehingga jika tidak ada percepatan akan ada sekelompok masyarakat yang semakin senjang. Adanya internet memungkinkan seseorang untuk menjangkau pasar di luar daerahnya.

“Dengan adanya teknologi, kita harus persempit kesenjangan untuk wilayah dan individu. Infrastruktuk dipengaruhi kebijajan pemerintah, maka harus dicari kebijakan seperti apa yang bisa untuk percepatan pembangunan,” ungkap dia.

Direktur Keuangan Telkomsel Supriyadi Tekomsel mengatakan, telekomunikasi merupakan bisnis yang tumbuhnya selalu double digit. Untuk tahun 2016, pertumbuhan  bisnis telekomunikasi mencapai 10%.

“Kami memiliki jaringan terluas  dan kami memiliki pendekatan berbeda. Kami memassalkan koneksi dan mencari strategi untuk menjaga nilai investasi,” kata dia.

Ia menjelaskan, jangkauan untuk voice dan sms Telkomsel sudah lebih dari 90% dari jumlah penduduk Indonesia dan untuk jangkauan data sekitar 62% hingga 66%. “Kami menguasai 33 persen dari spektrum di Indonesia dan 49 persen untuk pelanggan,” kaya dia.

Direktur Network dan IT Solution Telkom Abdus Somad Arief mengungkapkan, sejalan dengan rencana Pita Lebar Indonesia melalui program Indonesia Digital Network (IDN) 2020 dalam lima tahun ke depan, Telkom fokus pada perkembangan infrastuktur. “Tujuannya untuk memperluas jangkauan dan utilisasinya,” ujar dia.

Ia menyebutkan, hasil dari rekonsiliasi program Palapa Ring USO, Telkom berkomitmen membangun infrastruktur serat optik 462 Ibu Kota Kabupaten (IKK) dari total 514 IKK di Indonesia sampai 2020 atau 90% dari total IKK. “Saat ini fiber optik Telkom sudah mencakup 406 IKK atau 80 persen,” kata dia.

Rektor UGM Dwikorita Karnawati mengatakan, UGM sangat antusias untuk melakukan diskusi mengarah pada kebijakan strategis untuk percepatan pembangunan infrastruktur telekomunikasi. Hal ini satu visi dengan UGM untuk mempersatukan Indonesia untuk mepertahankan kedaulatan Indonesia. Selain itu, diskusi ini satu misi dengan UGM untuk menjalankan tridarma perguruan tinggi untuk percepatan pembangunan ekonomi dan sosial.

“Diharapkan akan lahir formula pemikiran untuk memberikan solusi. Masalah utama yang sangat penting selain untuk jaga konektivitas antar wilayah remote dan jaga koherensi antar kepulauan,” kata dia.

Selain itu, perlu juga untuk menjaga kedaulatan dalam konteks pemanfaatan teknologi itu agar tidak membiarkan negara Indonesia dipetakan oleh asing secara detail. “Solusinya apakah kita harus kerja sama dengan mereka agar bisa dikendalikan ataukah tidak perlu kerja sama?” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya