SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, JAKARTA–Di akhir Semester I/2022, Kurs rupiah ditutup melemah, bersamaan turunnya mata uang lain di kawasan Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 0,34 persen atau 50,50 poin sehingga parkir di posisi Rp14.903,00 per dolar AS.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau turut melemah 0,0510 poin atau 0,05% ke level 105,055.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia yang ikut melemah adalah baht Thailand turun 0,29%, dolar Taiwan turun 0,21%, dan ringgit Malaysia turun 0,18% terhadap dolar AS.

Di sisi lain, mata uang lain di kawasan Asia terpantau menguat diantaranya yen Jepang naik 0,24%, dolar Singapura naik 0,22%, peso Filipina naik 0,16%, dan yuan China naik 0,12% terhadap dolar AS.

Baca Juga: Kurs Rupiah di BRI, BNI, Mandiri, dan BCA, Kamis 30 Juni 2022

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam dalam riset harian mengatakan dolar AS masih berada di dekat puncak dua dekade mengingat permintaan safe-haven lebih tinggi karena adanya kekhawatiran terhadap kenaikan suku bunga dan juga resesi global.

Selain itu, di Eropa Presiden ECB Christine Lagarde memperingatkan kenaikan inflasi yang tidak diinginkan di zona euro, sementara Gubernur Bank of England Andrew Bailey mendorong kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan berikutnya.

Ibrahim mengatakan aktivitas pabrik kembali berkembang dan menunjukkan indeks manajer pembelian (PMI) naik menjadi 50,2 di Juni dari 49,6 di Mei lalu.

Beralih pada sentimen yang ada di dalam negeri, Ibrahim mengatakan pasar terus memantau perkembangan inflasi pada Juni 2022 yang diperkirakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

“Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2022 diperkirakan akan mengalami inflasi sebesar 0,57% secara bulanan (month to month/mtm),” tulis Ibrahim dalam riset hariannya. Kamis (30/6/2022).

Baca Juga: Kurs Rupiah Dibuka Lesu di Level Rp14.848 Per Dolar AS

Dia mengatakan dengan prediksi tersebut akan membawa inflasi Indonesia secara tahunan mencapai 4,2% (year on year/yoy).

Ibrahim menjelaskan prediksi kenaikan inflasi secara bulanan terpengaruh oleh kenaikan harga pangan khususnya komoditas cabai rawit merah, daging sapi, bawang merah, dan telur ayam.

“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.880 – Rp14.930,” tulis Ibrahim.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Rupiah Jeblok ke Rp14.903 per Dolar AS Akhir Semester I/2022, Cek Penyebabnya!

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya