Golkar memutuskan mengganti Ketua DPR dari Ade Komarudin menjadi Setya Novanto.
Solopos.com, JAKARTA — Pleno partai pada 21 November 2016 memutuskan untuk memberhentikan Ade Komarudin sebagai Ketua DPR dan menggantinya dengan Ketua Umum Golkar Setya Novanto. Ade pun akan berkomunikasi dengan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical terkait jabatannya itu.
Promosi BI Rate Naik Jadi 6,25%, BRI Optimistis Pertahankan Likuiditas dan Kredit
Menurut Ade dia harus berkonsultasi karena Ical adalah seniornya di Golkar. “Beliau senior saya, Ketua Dewan Pembina, saya wakil ketua dewan pembina. Alangkah tidak elok saya tidak bicara dengan Pak Aburizal,” kata Ade di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/11/2016).
Ade belum memberikan keterangan resmi terkait hasil pleno Golkar yang disebut sebagai putusan aklamasi atau tanpa ada pernyataan tidak setuju itu. Dia berjanji akan memberikan tanggapan begitu menerima surat keputusan tersebut secara resmi.
Sejauh ini, dia mengatahui hasil rapat pleno itu dari Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid melalui pertemuan informal. Selain berkonsultasi dengan Ical, Ade juga akan konsultasi dengan keluarga mengenai keputusan partai untuk pemberhentian dirinya sebagai ketua DPR.
Namun, jika memang pada akhirnya dia diberhentikan oleh partai sebagai Ketua DPR, dia sepenuhnya menerima hal itu. Menurutnya, dia terlahir sebagai seorang anak yang bercita-cita sebagai polisi yang mengabdi kepada negara. Pengabdian tersebut tidak hanya dapat ditunjukan sebagai Ketua DPR.
“Mengabdi kepada negara ini kan tidak harus Ketua DPR saja, banyak. Dunia saya dari kecil politik, ya sudah,” katanya.
Ical saat ini masih berada di luar negeri. Ade memperkirakan apabila dapat bertemu dengan Ical, hal itu baru dapat dilakukan pada 25 November 2016.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham mengatakan bahwa Ical akan sejalan dengan keputusan partai. Selama ini, sudah ada komunikasi yang harmonis dengannya terkait keputusan pleno partai golkar mengenai pergantian Ketua DPR itu.
“Kita punya keyakinan karena ARB [Ical] ini adalah memahami bagaimana kiprah dan perjuangan Golkar. Apalagi baru saja Golkar keluar dari masalah konflik yang berkepanjangan kurang lebih dua tahun ini,” kata Idrus.
Idrus yakin dengan mengembalikan jabatan ketua DPR kepada Novanto akan memperkuat hubungan antara eksekutif dan legislatif. Pergantian jabatan ketua DPR tidak akan memanaskan situasi politik nasional. Adapun, jika pergantian ketua DPR disetujui dalam rapat paripurna DPR, Golkar belum menentukan jabatan pengganti bagi Ade.