Solopos.com, SURABAYA – Ellen Violetta, mahasiswi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen Petra membuat inovasi kemasan minuman jamu beras kencur. Dia menilai kemasan jamu yang ada saat ini tidak menarik.
“Sebagai minuman tradisional Indonesia, banyak orang mulai meninggalkan jamu. Menurut saya ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini, salah satunya faktor kemasan. Kemasan jamu yang ada saat ini memang kurang menarik secara visual sehingga mengurangi minat orang untuk mencoba atau membeli produk jamu tersebut,” ungkap Ellen Violetta dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Sabtu (21/12/2019).
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Ellen membuat kemasan jamu beras kencur dengan menggabungkan kesan modern dan tradisional. Beras kencur dipilih karena memiliki banyak manfaat, selain itu beras kencur juga memiliki satu problem, yaitu endapan di dasar botol yang merupakan sari beras kencur.
Endapan inilah bagi orang awam dan anak-anak muda yang belum pernah mencoba beras kencur, menganggap bubuk tersebut ampas. Padahal bubuk yang ada di dasar botol sebenarnya merupakan sari beras kencur yang bermanfaat, sehingga sebelum meminumnya harus di balik atau kocok terlebih dahulu agar mendapatkan manfaatnya.
Berangkat dari problem tersebut, Ellen mendesain tiga hal yaitu label botol, boks dan saset. Ellen mencoba menggelitik rasa penasaran konsumen lewat desain label di botol kemasan jamu. Kemasan botolnya menggunakan material kaca agar tidak menambah limbah plastik dan mudah di daur ulang.
“Jika kemasan botol berdiri normal maka terlihat wajah seorang ibu-ibu layaknya penjual jamu akan tetapi jika dibalik maka terlihat seperti wajah tuan putri. Jadi harapannya dapat mengundang rasa penasaran karena ingin melihat seperti apa wajahnya bila di balik dan pada akhirnya sari tersebut turun kebawah dan tercampur,” ujar Ellen.
Sedangkan desain pada boks dan saset memiliki gambar proses pembuatan jamu zaman dahulu. Ada proses menumbuk, memasak, kemudian dituang dalam botol, lalu di jual berkeliling dengan cara digendong.
Tak lupa Ellen menambahkan motif batik dalam kemasan jamu tersebut untuk mengingatkan jamu merupakan minuman asli Indonesia. Sekaligus tak melupakan zaman dahulu ibu-ibu menjual jamu dengan ciri khas menggunakan rok batik.
Inovasi unik ini berhasil meraih juara I kategori Packaging Design dalam kompetisi Ultigraph yang digelar oleh Universitas Multimedia Nusantara, Jakarta.