SOLOPOS.COM - Menko Bidang Perekonomian, Airlangga hartarto (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut ada tiga kunci untuk memulihkan ekonomi melalui riset dan inovasi. Ketiganya sangat penting untuk menjaga kelangsungan perekonomian nasional.

Kunci pertama melalui riset dan inovasi adalah menuju konsep ekonomi hijau. Yakni, ekonomi berkelanjutan yang bisa mengurangi polusi. Airlangga mengaku, ekonomi hijau sudah terbukti meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pemerintah, melalui mandatori B30 berhasil membuat harga tandan buah sawit (TBS) mencapai harga tertinggi. Selain itu, tambah Airlangga, pemerintah mendorong peningkatan ekspor pada sektor kelapa sawit.

“Ekspor di dalam pandemi Covid-19 juga masih bisa mencapai sekitar 20 miliar dolar AS,” tutur Airlangga saat puncak HUT ke-43 BPPT, Senin (23/8/2021).

Baca juga: Target Mencapai Nol Emisi Harus Lebih Ambisius

Kebijakan B30 mampu membuat Indonesia menjadi negara biodiesel terbesar di dunia. Bahkan, pemerintah tengah menyiapkan B100 sebagai inovasi di bidang biodiesel ini.

Airlangga melanjutkan, upaya pemulihan ekonomi berbasis riset dan inovasi kedua adalah komersialisasi hasil riset. Hal ini bisa dilakukan melalui kerja sama dengan dunia usaha. Ketua Umum DPP Partai Golkar menyebut, riset tanpa komersialisasi membuat keberlanjutan terhambat.

“(Selama) 43 tahun BPPT telah memberikan banyak bukti. Mana yang berhasil, mana yang belum berhasil. Mana yang bisa komersial, mana yang tidak. Sehingga tentu platformnya sudah terlihat,” tegasnya.

Baca juga: Airlangga Apresiasi Pemprov Kalsel, Bantu Warga Isoman Dari Panen Petani

Airlangga Terkait Riset dan Inovasi

Khusus untuk keberlanjutan riset dan inovasi teknologi ini pemerintah mendorong agar menjadi perhatian utama. Airlangga mengatakan, pemerintah telah memberikan dukungan fiskal untuk pengembangan daya saing.

Bahkan, pemerintah sudah memberikan super tax deduction untuk vokasi, penelitian dan pengembangan. Pemerintah menilai BPPT dan Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN belum memaksimalkan dukungan dari pemerintah ini.

“Alat untuk mendorong kerja sama antara privat dan industri maupun dengan akademi. Itu tools dan insentifnya sudah ada, tinggal dikapitalisasi. Diharapkan kita bisa memperdalam struktur perekonomian berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Airlangga.

Baca juga: Pelaksanaan PTM Dinamis, Tergantung Kondisi Wilayah

Upaya ketiga memulihkan ekonomi melalui riset dan inivasi, lanjut Airlangga, adalah meningkatkan kemampuan teknologi informasi. Yakni melalui pemanfaatan data menuju integrasi digital. Saat ini, Big Data menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat.

“Data center di Batam di kawasan ekonomi khusus Nongsa Digital Park dan di kawasan Jawa Barat. Contoh beberapa perusahaan multinasional sudah menyiapkan data centernya. Sehingga tentu ini diharapkan bisa mendorong perkembangan teknologi berbasis digital,” tegas Menko Airlangga.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya