SOLOPOS.COM - Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, saat menghadiri kegiatan Penyaluran KUR Klaster di Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/9/2021). (Istimewa)

Solopos.com, MEDAN — Peningkatkan akses pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus didorong pemerintah melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Peningkatan permintaan KUR juga mencerminkan aktivitas ekonomo yang meningkat.

Program KUR resmi diluncurkan pada 5 November 2007, disalurkan melalui lembaga keuangan. Dengan pola penjaminan dan pembiayaannya bersumber dari dana lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dana program KUR yang disediakan berupa dana keperluan modal kerja serta investasi yang disalurkan kepada pelaku UMKM. Juga kepada individu/perseorangan, badan usaha dan/atau kelompok usaha yang memiliki usaha produktif dan layak. Namun belum memiliki agunan tambahan atau feasible namun belum bankable.

“Peningkatan aktivitas ekonomi tercermin dari peningkatan permintaan KUR,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat menghadiri kegiatan Penyaluran KUR Klaster di Kota Medan, Sumatera Utara, Kamis (9/9/2021).

Baca juga: UU Ciptaker Tak Beri Ruang bagi Buruh Negoisasi Kenaikan UMP?

Selaku Sekretariat Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut mendorong Pemerintah Daerah serta Lembaga Penyalur dan Penjamin KUR untuk turut mendorong penyaluran KUR. Hal ini untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Program KUR dalam pelaksanaannya juga menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan daya tahan UMKM selama masa pandemi. Realisasi pada masa pandemi 2020 tercatat sebesar Rp198,53 triliun. Atau lebih baik dibandingkan pada masa pra Covid-19 2019 sebesar Rp140,1 triliun.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Iskandar Simorangkir pada kesempatan itu juga menyampaikan bahwa pemerintah telah mengeluarkan relaksasi kebijakan KUR. Antara lain dengan peningkatan KUR tanpa agunan tambahan dari Rp50 juta menjadi Rp100 juta. Tambahan subisidi bunga KUR sebesar 6% pada 2020 dan 3% pada 2021. Kemudian penundaan pembayaran angsuran pokok KUR, perpanjangan jangka waktu. Serta penambahan limit KUR serta relaksasi persyaratan administrasi.

Baca juga: Presiden Meminta Pengusaha Bantu Ingatkan Kewaspadaan Covid-19

Capaian Program KUR

Tercatat dari Januari hingga 6 September 2021, penyaluran KUR telah terealiasi kepada 4,73 juta debitur dengan nilai Rp176,92 triliun. Capaian ini merupakan 69,93% dari target tahun 2021 sebesar Rp253 triliun atau 62,08% dari target perubahan tahun 2021 sebesar Rp285 triliun.

Khusus untuk Provinsi Sumatera Utara (Sumut), realisasi KUR sejak Januari hingga 6 September 2021 mencapai Rp8,38 triliun, disalurkan kepada 210.340 debitur. Porsi penyaluran KUR di Sumut selama 2021 per sektor terbesar disalurkan pada sektor perdagangan (43,28%). Kemudian disusul sektor pertanian, perburuan dan kehutanan (37,51%), serta jasa-jasa (12,79%).

“Semoga KUR dapat membantu UMKM pada semua sektor usaha di Sumatera Utara . Untuk mendorong pemulihan perekonomian daerah maupun nasional,” tutup Airlangga.

Turut hadir dalam acara ini Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Gubernur Sumatera Utara. Walikota Medan, serta perwakilan dari BRI, Bank Mandiri, BNI, BPD Sumut, Jamkrindo, dan Askrindo.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya