SOLOPOS.COM - Ilustrasi air (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga di Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Solo, mengeluhkan air dari saluran distribusi Perumda Air Minum (PDAM) Toya Wening Solo berwarna kehitaman hingga mirip oli, Kamis (21/11/2019).

Kendati begitu, kondisi air berangsur membaik pada Kamis malam hingga Jumat (22/11/2019) dini hari. Salah seorang warga Karangasem, Fauzi, menyebut air berwarna kehitaman pada Kamis sekitar pukul 09.30 WIB.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kamis malam sudah bersih kembali. Saya dapat info air saya pekatnya tidak sepekat yang di sekitar Perumahan Fajar Indah,” kata dia, kepada , Jumat.

Fauzi mengaku saat gangguan tersebut, dia membiarkan keran airnya terus terbuka karena berharap kondisinya segera membaik. Namun air baru bening sekitar 12 jam kemudian.

“Kalau seperti ini sebenarnya juga ingin minta kompensasi. Meteran terus berputar sementara air enggak bisa dipakai. Padahal kalau telat membayar sehari saja kena denda,” ucapnya.

Hal senada disampaikan warga di kelurahan yang sama, Irfan Hakim. Menurutnya, kondisi air PDAM Solo mulai bening pada Jumat sekitar pukul 04.00 WIB.

“Mulai hitam itu Kamis jam 07.00 WIB. Artinya lama sekali hampir 24 jam. Beruntung kami memasang sumur bor sehingga tidak begitu terdampak. Saya menggunakan air itu untuk menyiram tanaman dan bersih-bersih kandang burung,” ucapnya.

Direktur Utama (Dirut) PDAM Toya Wening Solo, Agustan, menyebut keruhnya air disebabkan karena proyek pemotongan dan penyambungan pipa transmisi lama ke baru di Jl. Slamet Riyadi Solo.

Namun pihaknya tak bisa memberikan kompensasi akibat dampak tersebut. Sebab manajemen PDAM Solo menilai pengiriman air bersih melalui truk tangki sudah cukup untuk menggantikan kerugian para pelanggannya.

"Kami tidak sampai ke situ [memberikan kompensasi]. Kecuali kami tidak ada subtitusi pelayanan, bolehlah [mengompensasi kerugian pelanggan],” kata dia seuusai pelantikan direksi perusahaan tersebut di Balai Kota, Jumat.

Distribusi air bersih melalui truk tangki kepada pelanggan terdampak, menurut Agustan, dianggap mampu mengurangi kerugian akibat tidak mengalirnya air bersih ke rumah mereka atau buruknya kualitas air.

Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi (PPID) PDAM Toya Wening Solo, Bayu Tunggul Pamilih, mengaku mendapatkan keluhan air yang hitam menyerupai oli di daerah sebelum proyek pemotongan, seperti Kleco, Kerten, Jajar, dan Karangasem.

“Pipa di Jl. Slamet Riyadi depan Hotel Syariah Amrani itu kan dipotong, nah saluran menuju titik itu ditutup agar airnya tidak ke arah timur, menyebabkan aliran air berbalik dengan debit kencang sehingga endapan juga ikut hanyut. Sebaliknya, daerah setelah itu airnya mati total. Tapi per Jumat ini sudah normal karena pipa sudah tersambung lagi,” kata dia, di tempat yang sama.

Bayu menyebut dampak tersebut juga dirasakan oleh PDAM, yakni pecahnya 30an pipa tua. Salah satunya, bahkan menyebabkan aspal terangkat.

“Solusi agar air kembali jernih ya, kami akan washed out [kuras] selama sepekan ke depan. Pipa dibuka dan airnya dibuang di selokan. Kami kan punya titik-titik pengurasan. Bagi pelanggan, kalau airnya masih keruh, sebaiknya jangan dipakai dulu. Harus dibuang sampai kembali jernih,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya