SOLOPOS.COM - Air Kali Jenes di Pasar Kliwon, Solo, yang berwarna pekat karena tercemar limbah pewarna kain, Senin (6/12/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Wakil Wali Kota (Wawali) Solo Teguh Prakosa menyebut pencemaran limbah di Kali Jenes di Pasar Kliwon yang membuat airnya kerap berubah warna-warni ternyata sudah terjadi lama.

Teguh mengatakan sejak dirinya masih menjadi anggota DPRD Solo, Kali Jenes sudah tercemar oleh limbah kimia. “Kali Jenes di Pasar Kliwon sudah berkali-kali ya. Sejak saya di DPRD Solo sudah seperti itu,” terang Teguh kepada Solopos.com, pekan lalu.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Menurut Teguh, sebetulnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Solo sudah membuat instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal di kawasan industri batik. Satu unit IPAL digunakan oleh beberapa home industry agar limbahnya bersih.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Selain Sukarelawan, PMI dan UNS Solo Juga Bawa Bantuan ke Lumajang

“Kemarin kan sebetulnya dari DLH sudah membuat IPAL komunal. Jadi dari sekian pabrik ada satu IPAL, sekian pabrik ada sekian IPAL. Jadi saat [limbah] keluar sudah tidak berwarna dan tidak berbau. Nanti kami tinjau,” paparnya.

Teguh menduga limbah yang mencemari Kali Jenes, Solo, berasal dari zat pewarna kimia batik printing yang tidak ramah lingkungan. Menurutnya, tidak hanya batik printing, limbah itu dari industri pembuatan sprei dan sarung.

DLH Diminta Cari Tahu Sebabnya

“Saya yakin yang di sana banyak yang printing. Tidak hanya itu [batik printing], ada sprei, sarung. Itu kan printing semua,” katanya.

Baca Juga: Sidak Rusunawa Putri Cempo, Temuan Komisi III DPRD Solo Bikin Miris

Teguh menyatakan DLH Solo selaku leading sector dalam pengawasan dan penanganan pencemaran lingkungan, harus mengecek pencemaran itu dan memastikan sumber sebabnya. “Nanti kami koordinasikan dengan DLH selaku leading sector. Apakah mereka sudah membuat itu,” sambung Teguh.

Teguh yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) I Solo yang meliputi Pasar Kliwon dan Serengan menyebut persoalan pencemaran Kali Jenes harus disetop. Apalagi saat ini sedang musim penghujan dan debit air sungai bertambah.

“Itu kalau airnya naik ya medeni. Termasuk yang di rumah sakit. Kemarin kan seharusnya IPAL di RS untuk pengolahan limbah itu seharusnya lebih besar. Kalau tidak ya lebih berbahaya. Ya nanti ditindaklanjuti,” tegas Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya