SOLOPOS.COM - ilustrasi pencemaran air (JIBI/dok)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Air embung di wilayah Desa Kemasan, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, dikeluhkan warga setempat karena membuat kulit gatal-gatal dan ikan-ikan mati. Warga menduga air itu tercemar limbah industri tekstil rumahan di kawasan itu.

Ketua RT 001/RW 002 Desa Kemasan, Suripto, mengatakan kematian ikan lele dan nila di embung terjadi setiap hari. Jumlah ikan mati ditemukan lebih dari lima ekor setiap harinya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kematian ikan lele dan nila terjadi sejak tiga bulan lalu yang diduga karena air embung tercemar limbah pabrik dari desa lainnya.

Kisah Mistis Mendaki Gunung Lawu di Malam 1 Suro

"Embung ini kan digunakan untuk mengairi sawah lahan pertanian warga Kemasan. Kemudian oleh warga diberi benih ikan lele dan nila, tapi sudah tiga bulan ini setiap hari ada ikan yang mati," ungkap dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Jumat (14/2/2020).

Sebelumnya, dia mengatakan kasus kematian ikan belum pernah terjadi selama ini. Namun sejak salah satu pabrik tekstil rumahan beroperasi di desa lainnya, kondisi air sungai tercemar hingga masuk ke aliran embung.

Makin Hijau, Ratusan Pohon Ditanam di Wisata Bukit Sidoguro Klaten

Hal ini mengakibatkan ikan lele dan nila di dalam embung mati. "Kondisi air sungai kalau pas tidak hujan warnanya keruh sekali dan kehitaman. Tapi kalau hujan tidak kelihatan airnya hitam," katanya.

Tak hanya ikan mati, dia menambahkan para petani juga mengeluhkan sering merasakan gatal-gatal setelah terkena air dari embung. Padahal sebelumnya petani tidak pernah mengalami gatal-gatal.

Stadion Manahan Solo Diresmikan Presiden Jokowi Sabtu (15/2/2020) Malam, Nantikan Keseruannya!

"Nek bar saka sawah, petani do gatelan kabeh. Banyune sawah saka embung sing wes tercemar [Tiap pulang dari sawah petani merasakan kulitnya gatal-gatal. Air di sawah dari embung yang sudah tercemar]," katanya.

Dia berharap ada langkah serius dari pemerintah untuk mengatasi persoalan dugaan pencemaran limbah tersebut. Hal ini mengingat pencemaran limbah sudah mengkhawatirkan hingga menyebabkan ikan-ikan di embung mati.

Terpental Dari Motor Seusai Tertabrak Mobil, Pelajar Giritontro Wonogiri Meninggal

Selain itu dampak kesehatan juga dirasakan warga yang mengeluhkan gatal-gatal. Salah satu petani, Sugiyanto, mengaku merasakan gatal-gatal setiap kali terkena air dari embung. Air embung ini digunakan petani untuk mengairi lahan pertanian warga setempat.

"Nggih gatal-gatal nek bar kena banyu embung. Iwake nggih da mati [iya gatal-gatal setelah terkena air embung. Ikan ya sama pada mati]," kata dia.

Anak Sapi Selamat Setelah Jatuh ke Sumur Sedalam 10 Meter di Polokarto Sukoharjo

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo Agustinus Setiyono mengaku belum menerima laporan adanya dugaan pencemaran limbah di Desa Kemasan. Dia akan mengecek ke lokasi guna memastikan apakah terdapat pencemaran air sungai dari limbah pabrik tekstil rumahan atau tidak.

"Kami akan cek dulu, apakah kematian ikan ini karena pencemaran limbah atau bukan. Kita juga belum menerima laporan pencemaran itu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya