SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla. (JIBI/Solopos/Dok.)

Agenda Wakil Presiden Jusuf Kalla di Sleman, berupa Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah

Harianjogja.com, SLEMAN-Penyitaan buku yang terjadi akhir-akhir ini mendapat respon dingin dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurutnya pemberhangusan buku dapat saja dilakukan jika buku mengandung unsur menghasut.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

“Pemberhangusan buku tergantung buku apa. Kalau memang memang menghasut, semua negara bisa lakukan. Kalau memang menghasut, pasti tidak boleh [beredar],” kata Kalla pada wartawan usai membuka Temu Jaringan Saudagar Muhammadiyah di The Sahid Rich Jogja Hotel, Sabtu (14/5/2016).

Ia mengaku belum mengetahui lebih dalam tentang buku yang masuk dalam penyitaan. Pihaknya juga belum melakukan komunikasi secara khusus dengan Presiden Joko Widodo untuk membicarakan persoalan yang menuai perdebatan di kalangan masyarakat itu.

“Kalian kalau mau nulis ya nulis saja asal tidak menghasut,” tegasnya.

Pria yang akrab disapa JK ini mengatakan, reformasi tidak berarti bebas. Semuanya harus berdasarkan hukum. Tidak berarti dengan adanya reformasi semua orang dapat melakukan apa saja dan bicara apa saja. “Harus sesuai undang-undang,” kata dia.

Sementara itu petinggi Muhammadiyah, Haedar Nashir menyarankan agar pemerintah membentuk standar regulasi tentang kebebasan. Menurutnya, di satu sisi kebebasan memiliki arti keleluasaan tetapi di sisi lain pemerintah harus memperhatikan agar keleluasaan tersebut tidak saling tabrak.

“Mulailah dengan dialog. Jangan ada formulasi hasil karena jika ada formulasi hasil, tarik-menariknya tinggi,” tutur Haedar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya