SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi). (setkab.go.id)

Agenda Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dimanfaatkannya untuk buka-bukaan soal ambisinya.

Semarangpos.com, SEMARANG — Presiden Joko Widodo mengaku tidak mempermasalahkan jika ada pihak-pihak yang menyebutnya terlalu ambisius, terutama dalam menetapkan target proyek infrastruktur, termasuk pembangunan pembangkit listrik 35.000 mW. Dalam agendanya ke kampus Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jokowi buka-bukaan terkait latar belakang sikapnya itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Pembangkit listrik ini juga infrastruktur. Kenapa dibangun? Kita banyak yang menyampailan kita terlalu ambisius dalam lima tahun menargetkan 35.000 mW, padahal 72 tahun kita hanya bisa membangun 53.000 MW. Tidak apa-apa, target harus besar, ambisi harus seperti itu,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis Ke-60 Universitas Diponegoro (Undip) di Stadion Undip, Kampus Tembalang di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (17/10/2017).

[Baca juga Datangi Undip, Jokowi Gagas Jurusan Ekonomi Digital]

Menurut dia, jika target tersebut tidak ditetapkan tinggi maka daya saing Indonesia akan tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain. Ia menegaskan hal itu sejatinya menyangkut daya saing Indonesia yang tertinggal dibandingkan negara lain. “Ongkos, biaya transportasi di Indonesia dibandingkan negara-negara sekitar, di Malaysia, di Singapura, ongkos 2,5 kali lipat lebih mahal. Artinya, untuk membawa barang dari satu tempat ke tempat lain itu 2-2,5 kali lipat lebih mahal,” paparnya.

Kenyataan itu, simpul Presiden Jokowi, mengakibatkan barang yang dijual di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara lain. “Kenapa infrastruktur kita bangun? Jawabannya di situ. Kita ingin daya saing kita lebih baik daripada negara lain, global competitivness kita harus diperbaiki. Tahun ini cukup lumayan, meloncat dari 41 ke 36 dari 137 negara,” ujarnya.

Presiden juga menyampaikan berbagai proyek infrastruktur yang terus digenjot dengan APBN yang fokus pada infrastruktur. Misalnya saja, jalan tol yang dibangun di Jawa, Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi dan Papua.

Anggaran untuk infrastruktur juga melompat signifikan dari Rp177 triliun pada 2014 menjadi Rp401 triliun pada 2017. “Airport juga sama. Negara kita memiliki 17.000 pulau. Ada yang bisa pakai kapal, tapi ada yang tidak bisa pakai kapal. Oleh sebab itu, juga di pulau-pulau terpencil di Natuna, Miangas, kita bangun airport,” tuturnya.

Pada kesempatan itu, Presiden sempat pula menyampaikan apresiasinya terhadap berbagai hasil riset aplikatif yang dilakukan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Setelah memberikan orasi ilmiah, Presiden dan Ibu Negara Iriana meninggalkan Kota Semarang untuk melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, melalui Kota Bandung.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya