Afrika Selatan tengah mempertimbangkan untuk keluar dari keanggotaan ICC.
Solopos.com, PRETORIA – Pemerintah Afrika Selatan (Afsel) bakal mempertimbangkan kembali keanggotaan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Langkah itu muncul setelah terjadi perselisihan dengan pengadilan terkait kegagalan Pretoria untuk menahan Presiden Sudan, Omar al-Bashir.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Kabinet memutuskan untuk mempertimbangkan kembali Partisipasi Afrika Selatan di ICC,” kata seorang menteri di Afsel, Jeff Radebe, Kamis (25/6/2015).
Ia seperti dikabarkan Reuters, menambahkan keluar dari keanggotaan ICC menjadi pilihan paling akhir. Konflik meletus saat Presiden Sudan, Omar Hassan al-Bashir, meninggalkan Afsel, 15 Juni lalu. Saat itu ICC dan aktivis mendesak Afsel untuk menahan dia di bawah surat perintah pengadilan tersebut atas tuduhan pembunuhan massal di wilayah Darfur, Sudan.
Meski demikian ia yang berada di Afsel untuk menghadiri konferensi Uni Afrika dibiarkan keluar dari Afsel meski pengadilan Pretoria mengeluarkan larangan kepada Bashir untuk meninggalkan Afsel sampai akhir sebuah sidang atas kasusnya.
Seorang hakim Afsel pada Rabu (24/6/2015) meminta jaksa untuk mempertimbangkan tuntutan kepada pejabat pemerintah yang memutuskan mengizinkan Bashir meninggalkan Afsel. Pada satu sisi, pemerintah Afsel rencananya merilis penyataan tertulis ke pengadilan untuk menjelaskan mengapa mengizinkan Bashir meninggalkan negara itu.
Bashir menjadi incaran ICC atas dugaan mendalangi pembunuhan massal dan kekejaman lain selama kericuhan di Daftur. PBB mengatakan 300.000 nyawa terenggut selama kericuhan itu. ICC tidak memiliki pasukan kepolisian dan mengandalkan negara-negara anggotanya. ICC lantas mendesak Afsel, yang menjadi salah satu anggota untuk menangkap Bashir saat ia berada di wilayahnya.
ICC telah mengeluarkan surat perintah penangkapan Bashir pada 2009. Sejak surat penangkapan itu dikeluarkan, sebagian besar perjalanan Bashir mengarah ke negara-negara yang bukan anggota ICC seperti Arab Saudi dan Mesir. Meski demikian sejumlah negara anggota ICC yang ia kunjungi juga tak menangkapnya seperti saat ia mengunjungi Nigeria pada 2013.