SOLOPOS.COM - Ade Armando. (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Dosen Universitas Indonesia (UI), Ade Armando mengaku karier akademisnya dihambat oleh kelompok-kelompok tertentu di kampus tempatnya mengajar.

Pengadangan itu merupakan imbas perang pemikiran antara dirinya dengan kelompok yang disebutnya kaum tarbiyah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ade yang sudah bergelar doktor sejak 10 tahun silam mengaku, pengajuan dirinya sebagai guru besar atau profesor sudah dilakukan pada tahun 2015. Tapi, kata dia, kelompok tarbiyah itu memotong di tengah jalan hingga saat ini.

“Sedih lihat kampus kok jadi begini. Tahun 2015 mulai diajukan oleh departemen saya, tapi terus dipotong oleh kaum tarbiyah. Kelompok ini kuat di UI dan saat ini menduduki posisi strategis, termasuk Dewan Guru Besar. Mereka yang menentukan nasib orang,” katanya seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored, Rabu (19/1/2022).

Baca Juga: Ade Armando: Saya Dilindungi Presiden Jokowi

Menurut Ade, kebanggaan seorang dosen adalah di ujung kariernya berstatus sebagai guru besar (profesor). Dan semua persyaratan untuk menjadi seorang profesor sudah ia penuhi sejak lama. Namun karena ada pertarungan politik di UI, impian bergelar profesor itu melayang.

“Kalau sekarang sudah tidak bisa, sudah terlalu tua, sudah lewat. Buat saya wajar seorang dosen ujung kariernya ingin sebagai profesor. Karena itu penghargaan tertinggi, bahwa Anda diakui sebagai ilmuwan. Persyaratan di saya sudah lengkap, produktivitas akademik jelas, saya menulis buku, jurnal, berbicara di berbagai seminar. Saya juga ngajar setiap tiap hari, harusnya semua terpenuhi. Tapi ternyata kampus ini penuh politik,” tandasnya.

Baca Juga: Ade Armando: Jika Tersinggung Yusuf Mansur Tinggal Jawab

Dr. Ade Armando, M.Sc. lahir pada 24 September 1961 di Padang dari pasangan Mayor Jus Gani dan Juniar Gani. Ia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara.

Ade Armando mengenyam pendidikan di SD Banjarsari I Bandung (tamat 1973), SMP Negeri 2 Bogor (tamat 1976), dan SMA Negeri 2 Bogor (tamat 1980).

Sesuai saran ayahnya, setamat SMA ia mendaftar kuliah di FISIP UI untuk menjadi diplomat. Namun karena nilai mata kuliah ilmu pengantar politiknya rendah, ia pindah ke jurusan ilmu komunikasi. Ade lulus sarjana komunikasi dan meraih gelar doktorandus pada 1988.

Pria berkaca mata itu meraih gelar master of science dalam population studies dari Universitas Negeri Florida pada 1991. Selanjutnya, ia meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia pada 2006.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya