SOLOPOS.COM - Instalasi pengolahan air hujan (IPAH) hybrid di Dukuh Ploso Ombo, Desa Banyurip, Jenar, Sragen. (Istimewa/Kampung Proklim Banyurip)

Solopos.com, KARANGANYAR — Nama Desa Banyurip, Kecamatan Jenar, Sragen, masuk dalam daftar peraih penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) 2021 dengan sertifikasi madya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Desa di ujung timur laut Kebupaten Sragen itu berada di urutan nomor 114 penerima sertifikat Proklim madya itu.

Banyurip yang dikelilingi hutan milik Perum Perhutani dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah. Desa itu ditinggali 4.918 jiwa atau 1.712 keluarga. Data tersebut didasarkan pada Kecamatan Jenar Dalam Angka 2019 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ya, di Sragen hanya Banyurip yang dapat penghargaan Proklim 2021 dengan sertifikat madya. Kebetulan yang mendaftar ya memang hanya satu desa tersebut. Pada 2024, sertifikat Proklim yang diterima Banyurip meningkat menjadi sertifikasi utama. Selain itu ada tiga desa yang akan diajukan untuk mendapatkan sertifikasi pratama Proklim,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen, Samsuri, saat dihubungi Solopos.com, Kamis (21/10/2021).

Baca Juga: Hanya Desa Ini di Sragen yang Punya Aturan Perlindungan Satwa

Tiga desa yang disebut Samsuri itu terdiri atas Desa Sukorejo dan Desa Sambirejo di Sambirejo, serta Kelurahan Gemolong, Kecamatan Gemolong. Ketiganya diajukan dalam Proklim selanjutnya dengan target minimal sertifikat pratama.

Penyuluh Kehutanan Kecamatan Jenar Cabang DLHK Wilayah X Jawa Tengah, Sigit Murhofik, saat berbincang dengan wartawan, Kamis, menjelaskan tingkatan sertifikasi Proklim itu terdiri atas pratama, madya, utama, dan lestari.

Dia menerangkan Banyurip baru kali pertama mengikuti Proklim dan kebetulan langsung meraih sertifkat madya. Sigit ingat di Sragen itu hanya ada satu desa yang sudah ikut Proklim bersertifikasi utama, yakni Desa Dawung, Kecamatan Jenar.

Baca Juga: Warga Lansia Takut Divaksin, Nakes Sragen Datangi Ke Rumah

“Kenapa Banyurip baru dapat madya karena gerakan Proklim di Banyurip baru berlangsung sejak 2019. Untuk mendapat sertifikat utama harus berjalan minimal empat tahun. Atas dasar itu, kami optimistis pada 2024, Banyurip bisa meraih Proklim sertifkasi utama. Penilaiannya langsung dari KLHK dan pendaftarannya dilakukan lewat sistem registrasi nasional,” ujarnya.

Apresiasi Pada Upaya Adaptasi Warga

Sigit menyampaikan penghargaan Proklim tersebut sebagai apresiasi KLHK kepada komunitas masyarakat yang melakukan aksi adaptasi dan mitigasi dalam menyikapi perubahan iklim. Dia mengatakan gerakan aksi adaptasi dan mitigasi itu dimulai dari level terbawah sehingga muncul Kampung Proklim.

Dia berharap Kampung Proklim tersebut tumbuh di Sragen dengan adanya sinergi lintas sektoral, mulai dari pemerintah, swasta, media massa, akademisi, dan masyarakat.

Baca Juga: Islamic Center Senilai Rp3 Miliar Dibangun di Sragen, di Sini Lokasinya

Dalam konteks Banyurip, Sigit membagi proses pendampingan Kampung Proklim dalam tiga zonasi berbasis kebayanan. Yakni Kebayanan Kedu, Ploso Ombo, dan Bungkus. Dia melihat pada 2022 mendatang sudah ada bantuan dalam pengembangan Kampung Proklim, yakni dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Solo dan DLH.

“Jadi dalam Kampung Proklim ini titik beratnya pada relevansi antara aksi adaptasi dan mitigasi. Dalam konteks Banyurip harus dipetakan potensi keretanan bencana iklim, seperti banjir, longsor, kekeringan, penyakit, kekurangan pangan, dan seterusnya,” ujar Sigit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya