SOLOPOS.COM - Tangkapan layar Mendikbud Nadiem Makarim. (Antara-Indriani)

Solopos.com, MADIUN --  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program vokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)-Diploma Dua (D2) Jalur Cepat dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat). Peluncuran dua program itu diselenggarakan di PT Industri Kereta Api (Inka), Jumat (13/11/2020) siang.

Kedua program Merdeka Vokasi yang mengusung semangat Merdeka Belajar ini merupakan terobosan Direktorat Jenderal Pendidikam Vokasi Kemendikbud untuk mewujudkan percepatan misi Kemendikbud dalam memperbesar keterserapan lulusan pendidikan vokasi oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengatakan dua program ini merupakan terobosan baru yang tidak hanya menambah daya tarik pendidikan vokasi juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memilih yang terbaik untuk dirinya.

Terungkap, Ini Alasan 2 Tersangka Sebarkan Video Syur Mirip Gisel

Selain itu, kedua program ini memberikan kesempatan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan calon tenaga kerja andal dan matang.

“Melalui program ini, siswa bebas memilih lulus di akhir tahun ketiga atau melanjutkan ke Diploma Dua jalur cepat. Lalu melalui Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat-D4), peserta didik berkesempatan menambah satu tahun untuk mendapatkan keterampilan yang lebih dalam sehingga berpeluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik,” kata Nadiem melalui video dalam telekonferensi pada kegiatan peluncuran dua program itu.

Nadiem menuturkan tujuan dua program ini adalah peserta didik mendapatkan kesempatan sebanyak mungkin pengalaman dari DUDI. Pada akhirnya, kesempatan lulusan vokasi mendapatkan pekerjaan yang layak semakin besar karena sudah selaras dengan kebutuhan DUDI.

Menghasilkan Lulusan Terampil

Menurutnya, kedua program ini merupakan dua dari sekian banyak program Merdeka Vokasi yang berorientasi pada sambung-suai pendidikan vokasi dengan DUDI.

Pendidikan vokasi diarahkan untuk dapat menghasilkan lulusan yang terampil, kompeten, berdaya saing, dan berkarakter sesuai dengan kebutuhan DUDI.

Resep Sembuh dari Covid-19

Untuk itu, perlu ada komitmen kuat berbagai pihak untuk membangun link and match (sambung-suai) antara dunia pendidikam vokasi dengan DUDI.

Sambung-suai ini sangat dibutuhkan untuk menghadirkan lulusan yang relevan dengan pasar kerja sehingga keterserapan lulusan lebih terjamin.

Dua program ini merupakan realisasi skema sambung-suai dunia pendidikan dan DUDI yang melibatkan tiga pihak, yaitu SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), dan DUDI. PTV yang dimaksud bisa berupa Politeknik, akademi komunitas, universitas/institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program D2.

Jemaah Masjid Al Hikmah Sragen Bagi-Bagi Sembako dan Sayur untuk Warga Terdampak Pandemi

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, mengatakan program ini mendorong peserta didik SMK dapat lebih cepat mendapatkan kompetensi yang lebih tinggi melalui mekanisme yang lebih praktis. Tentunya disertai dengan gelar atau level ijazah yang lebih tinggi.

Untuk bisa mendapatkan D2, peserta dari program Jalur Cepat SMK-D2 yang telah menjalankan pendidikan di SMK selama tiga tahun dapat secara merdeka memilih meneruskan langsung satu setengah tahun pendidikan di PTV. Termasuk satu tahun magang.

“Skemanya, siswa menempuh enam semester di SMK dan tiga semester menjadi mahasiswa di level pendidikan tinggi, jadi pengalaman bekerja di industri akan lebih banyak,” jelas Wikan.

Semester Satu Sampai Sembilan

Syarat khusus lainnya yaitu kurikulum disusun bersama (SMK, PTV, dan DUDI) sejak semester satu sampai sembilan.

Selama sembilan semester tersebut, para dosen PTV dan expert DUDI bergabung mengajar para siswa SMK sejak kelas sampai dengan mereka lulus D2 pada semester sembilan.

"Capaian pembelajaran selama di SMK akan diakui 18 SKS yang sudah ditempuh ketika mengawali masuk ke level pendidikan tinggi. Minimal satu semester saat SMK, dialokasikan untuk program praktek kerja industri. Begitu juga saat di perguruan tinggi. Mahasiswa semester delapan dan sembilan mengalokasikan dua semester untuk magang di DUDI," jelasnya dalam keterangan tertulis.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya